Barisan model berjalan di atas panggung bersama saat memperagakan busana rancangan Sebastian Gunawan pada fashion show untuk menyambut kehadiran tahun baru Imlek di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Jumat (25/1). Fashion show yang bertema La Route de La Soie atau Jalur Sutra mengunakan rancangan cheongsam (busana imlek) dengan 75 koleksi busana yang diperagakan. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Cheongsam biasanya diidentikkan dengan perayaan Imlek. Padahal, gaun tradisional Cina ini sudah mendunia. Terbukti kini banyak gaun yang didesain seperti cheongsam.
Gaun tradisional Cina yang ketat di tubuh ini merupakan gaun terusan dengan berleher tinggi dan belahan samping. Karena bentuknya yang menutupi seluruh badan, pemakai gaun ini akan terlihat ramping.
Pengamat mode dan gaya hidup, Sonny Muchlison, mengaku kalau busana khas kaum Tionghoa ini tidak pernah membosankan untuk dieksplorasi. Bukan hanya warna merah, kini cheongsam juga hadir dengan berbagai motif, bahan, serta permainan warna yang trendi. Namun, dengan padu padan yang tepat, cheongsam bisa dipakai untuk sehari-hari.
"Cheongsam sudah mendunia. Ada banyak jenis gaun ini yang memakai batik sebagai bahan dasarnya," Sonny menjelaskan kepada Tempo, Jumat, 31 Januari 2014. (Baca: Serba Usung Keindahan Taman Bunga Cina dan Eropa)
Bahkan, dewasa ini orang Tionghoa lebih memilih mengenakan cheongsam dengan bahan dari kain tenun. "Orang Tionghoa kini menghargai asimilasi berbau Indonesia meskipun dengan model dari kebudayaan Cina," kata Sonny.
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
36 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.