TEMPO.CO, New York - Terlalu banyak protein hewani bisa menempatkan seseorang dalam kondisi tak menguntungkan. Terutama bagi mereka yang berusia paruh baya, mengonsumsi banyak daging, keju, dan susu bisa memperpecat datangnya kematian, tulis sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism edisi Selasa.
Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Italia melacak ribuan orang dewasa selama hampir dua dekade. Mereka menemukan bahwa responden yang makan diet tinggi protein hewani ketika memasuki usia paruh baya empat kali lebih mungkin untuk meninggal akibat kanker dibandingkan mereka seusianya yang berdiet rendah protein. Mereka juga beberapa kali lebih mungkin untuk meninggal karena diabetes, kata para peneliti.
Dalam studi tersebut, peneliti mendefinisikan diet tinggi protein jika dalam sebuah menu setidaknya mengandung 20 persen kalori berasal dari protein hewani. Sedang diet rendah protein didefinisikan sebagai kandungan proteinnya kurang dari 10 perse . Mereka menemukan bahwa bahkan jumlah moderat konsumsi protein antara orang-orang paruh baya memiliki efek merugikan dari waktu ke waktu. Hasilnya sama pada orang-orang dengan latar belakang etnis, pendidikan, dan kesehatan yang berbeda.
Para penulis juga menguji hubungan antara asupan protein dan perkembangan kanker pada tikus. Mereka mengatakan bahwa selama percobaan dua bulan kejadian kanker lebih rendah dan ukuran tumor rata-rata secara signifikan lebih kecil di antara tikus yang menjalani diet rendah protein.
Salah satu peneliti, Valter Longo dari University of Southern California menyarankan agar konsumsi protein hewani dikurangi begitu memasuki usia 50 tahun ke atas. "Perubahan terbaik adalah menurunkan asupan harian dari semua protein, terutama protein hewani," kata profesor gerontologi yang juga direktur Longevity Institute ini.
Berapa banyak protein yang dikonsumsi setiap hari menjadi perdebatan abadi para ahli tiap tahun. Diet populer seperti Atkins dan Paleo sangat bergantung pada protein hewani untuk membantu orang menurunkan berat badan. Sementara diet tersebut mungkin berhasil dalam tujuan jangka pendek, Longo mengatakan, namun juga menyebabkan dampak kesehatan yang buruk untuk jangka panjang.
Marion Nestle, seorang ahli gizi dan profesor kesehatan masyarakat di New York University, mengatakan temuan ini menimbulkan banyak pertanyaan. Dia mengatakan di satu sisi berkembang argumen yang meyakinkan bahwa terlalu banyak konsumsi protein di usia pertengahan secara langsung terkait dengan masalah kesehatan di kemudian hari, namun di sisi lain protein di usia tua juga penting sebagai pelindung tubuh.
WASHINGTON POST | TRIP B
Berita terkait
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan
24 hari lalu
Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Baca SelengkapnyaKemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja
18 Mei 2022
Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaTips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker
8 Maret 2022
Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.
Baca SelengkapnyaKenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi
30 Desember 2021
Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.
Baca SelengkapnyaSikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan
20 Desember 2021
Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan
Baca SelengkapnyaAsam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung
18 November 2021
Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.
Baca SelengkapnyaMengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali
13 November 2021
Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.
Baca SelengkapnyaManfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik
11 November 2021
Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.
Baca SelengkapnyaSering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya
30 Oktober 2021
Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?
Baca Selengkapnya5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala
24 Oktober 2021
Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.
Baca Selengkapnya