7 Tanda Depresi di Usia 20-an  

Reporter

Jumat, 9 Mei 2014 13:21 WIB

Foto ilustrasi. Dok: StockXpert

TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun masih dalam kelompok muda, bukan berarti mereka yang berada pada usia 20-an bebas dari stres, seperti stres karena pekerjaan, jodoh, atau dunia perkuliahan. Hal-hal ini akan membuat suasana hati kelompok dewasa muda menurun dengan drastis.

Berada dalam masa peralihan dari remaja menuju dewasa bukanlah hal yang mudah. Jika tidak disikapi dengan benar, tentunya masalah akan menjadi pemicu stres yang berujung pada depresi. Oleh sebab itu, kelompok usia muda harus bisa mengenali gejala stres agar bisa terhindar dari depresi.

Berikut tujuh indikasi depresi pada usia 20-an, seperti dituturkan Dr. Stuart Goldman, seorang psikiater anak dan remaja di Rumah Sakit Boston, Amerika Serikat, kepada Live Science, Kamis, 8 Mei 2014.

1. Kurang menikmati aktivitas.
Jika seseorang mulai kehilangan minat pada aktivitas yang menyenangkan, itu merupakan pertanda depresi. Dewasa muda mungkin masih sering pergi keluar dengan teman-teman. Namun, jika mereka mulai menarik diri, merasa tidak nyaman jika pergi bersama dan lebih suka menikmati waktu sendiri, maka hal itu harus diwaspadai.

2. Kurang motivasi
“Orang yang depresi akan mudah putus asa,” kata Goldman. Dewasa muda yang depresi akan merasa energinya terus menurun dan mudah lelah sehingga mereka sulit untuk sekadar beranjak dari tempat tidur atau menjalani kegiatan yang biasa.

3. Kurang konsentrasi
Dewasa muda terindikasi depresi jika kepalanya dipenuhi pikiran negatif dan pandangan pesimis sehingga menjadi tidak fokus dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan penting dalam hidupnya, seperti pilihan tentang karier, pindah ke kota baru, memperoleh kemandirian finansial, dan mengejar hubungan romantis.

4. Terbangun pagi
Kelompok usia 20-an berada dalam kondisi tertekan jika mereka sering terbangun tengah malam dan tak dapat tidur kembali. Goldman menjelaskan, orang yang depresi memiliki kelainan pada kadar kortisol dan hormon stres sehingga memengaruhi jam tidur mereka.

5. Kurang minat pada seks
Kelompok usia 20-an yang sudah menikah tentu masih punya gairah seks yang tinggi. Jika mereka tiba-tiba saja tidak memiliki minat akan hal ini, mungkin ia tengah dalam kondisi depresi.

6. Perubahan berat badan
Penderita depresi bisa mengalami perubahan berat badan yang cukup drastis. Orang yang depresi cenderung kehilangan nafsu makan mereka.

7. Konsumsi alkohol dan obat-obatan
Untuk menghilangkan rasa sakit dan kesepian akibat depresi, kelompok dewasa muda akan berpaling kepada alkohol dan obat-obatan sebagai pelarian. Untuk mengatasi masalah ini, Goldman menyarankan, akan lebih baik jika mereka menjadikan teman atau pasangan sebagai pelarian. Memiliki seseorang yang dekat terbukti mampu mengenali masalah hingga akhirnya mampu mengatasi masalah.

ANINGTIAS JATMIKA | LIVE SCIENCE

Terpopuler
Elken Spirulina Mengandung 46 Nutrisi
Ini Alasan Olivia Zalianty Suka Menyelam
Itang Yunasz Gelar Peragaan Busana di Tanah Abang









Berita terkait

Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

18 Oktober 2022

Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

Setengah dari gen anak berasal dari orang tua biologis. Kadang adanya mutasi gen mengindikasi kemungkinan risiko memiliki penyakit genetik. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

1 Juli 2019

Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

Apakah Anda sulit makan buah dan sayur? Lakukan berbagai tips mudah ini agar kebutuhan gizi anak Anda terpenuhi.

Baca Selengkapnya

Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

2 November 2018

Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

Menurut pakar gizi, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting.

Baca Selengkapnya

Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

8 Mei 2018

Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

Rumah yang sedang direnovasi sudah pasti kotor serta penuh debu dan zat kimia berbahaya. Lindungi anak-anak, jangan sampai kesehatan mereka terganggu.

Baca Selengkapnya

Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

4 Maret 2018

Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

Jauhkan bahan-bahan pembersih di rumah yang mengandung zat berbahaya. Kenali tanda anak keracunan zat tersebut.

Baca Selengkapnya

Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

4 Maret 2018

Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

Menurut dokter, anak tidak dianjurkan hanya sarapan buah dan sayur karena tidak mengandung karbohidrat.

Baca Selengkapnya

Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

11 Januari 2018

Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

Semakin banyak saja pusat kebugaran untuk anak dan menurut dokter anak memang butuh banyak beraktivitas.

Baca Selengkapnya

Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

14 Desember 2017

Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

Manfaat menyusui bagi kesehatan sangat besar, bukan saja untuk bayi tapi juga ibunya.

Baca Selengkapnya

Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

23 November 2017

Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

Perhatikan anak Anda, bila terlihat pucat, lemas, dan lesu, bisa jadi ia mengalami anemia.

Baca Selengkapnya

Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

26 September 2017

Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

Kecoa itu alergen, bahan yang menyebabkan serangan asma. Kalau kecoak mati kan berterbangan kulit-kulitnya. Lalu?

Baca Selengkapnya