Bantuan untuk Palestina dari Dompet Dhuafa

Reporter

Editor

Evieta Fadjar Pusporini

Minggu, 13 Juli 2014 08:43 WIB

Warga melihat sebuah Masjid Al-Tawfeeq yang rata dengan tanah usai terkena rudal Israel di kamp pengungsi Nuseirat, pusat Jalur Gaza, 12 Juli, 2014. Pejabat Palestina mengatakan serangan udara Israel menghantam sebuah masjid dan pusat penyandang cacat. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga kemanusiaan Dompet Dhuafa menyeru masyarakat Indonesia agar peduli terhadap warga Palestina. Seruan ini dikeluarkan untuk merespons kondisi Palestina yang luluh lantak setelah digempur secara membabi buta milter zionis Israel sejak awal Ramadan lalu.

Seruan tersebut disampaikan Presiden Direktur Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini pada Rabu, 10 Juli lalu, di Ciputat. “Sungguh memilukan nasib masyarakat Palestina. Kita, semua masyarakat yang memiliki hati nurani, harus membantu masyarakat Palestina,” ucap Ahmad.

Ahmad pun menyeru lembaga-lembaga internasional agar membantu warga Palestina dan juga bertindak untuk menghentikan kekejaman zionis Israel. Pasalnya, pembantaian dan penindasan di Palestina merupakan tragedi kemanusiaan yang tidak bisa ditenggang oleh hukum internasional. (Baca: Ramadan, Dompet Dhuafa Targetkan Ziswaf 80 Miliar )

Menurut laporan Abdillah Onim, relawan Indonesia yang menetap di Gaza, Palestina, hingga Senin, 7 Juli lalu, Israel telah meluncurkan lebih dari 300 roket ke Gaza. Imbasnya, warga sipil, termasuk anak-anak, wanita, serta lansia, yang tak berdosa menjadi korban kekejaman Israel.

Kondisi di Palestina, imbuh Onim, kian mengkhawatirkan. Pasalnya, perbatasan antara Gaza dan Mesir masih tertutup. “Dengan demikian, segala bantuan tidak satu pun yang masuk Gaza, terutama bantuan bahan makanan, bahkan warga Gaza yang hendak masuk Gaza dan sebaliknya pun belum diperbolehkan,” katanya melalui surat elektronik.

Ihwal bantuan untuk warga Palestina, saat ini lembaga kemanusiaan ini terus melakukan koordinasi dengan beberapa lembaga internasional, di antaranya South East Asia Humanitarian Committe dan Palestinian Welfare House Association. Dhompet Duafa juga mendorong komunitas Internasional lain, khususnya PBB, untuk menghentikan serangan-serangan Israel.

Pada tahap awal, lembaga ini mengalokasikan bantuan dana sebesar Rp 300 juta untuk kebutuhan makanan warga Palestina. Bantuan tersebut akan disalurkan melalui Jommah Al Najjar, relawan yang berada di Palestina. Selain itu, Dompet Dhuafa juga melepas relawannya pada Kamis, 10 Juli 2014, untuk diberangkatkan ke Gaza.

“Untuk itu, kami mengetuk hati semua masyarakat untuk peduli dan turut berpartisipasi membantu meringankan penderitaan warga Palestina. Bantuan bisa disalurkan berupa donasi dan selanjutnya dana yang terkumpul akan kami salurkan kepada warga Palestina," kata Ahmad.

Keresahan akan tragedi kemanusiaan di Palestina ini juga dirasakan oleh sejumlah artis dan mitra Dompet Dhuafa. “Saya mengecam keras kejadian ini. Betapa banyak orang-orang menjadi korban terutama anak-anak. Saya berharap ini bisa segera terhenti,” ujar artis Marsha Timothy.

Hal senada juga diungkapkan oleh penyanyi jebolan X Factor, Novita Dewi Marpaung, melalui akun Twitter-nya setelah mengirimkan donasi, “Apa pun agamamu, mari berdoa untuk Gaza dan menyumbang," kata Novita Dewi.

Bukan sekali ini saja Dompet Dhuafa mengirim bantuan ke Palestina. Pada 2010, lembaga ini mendirikan program kemandirian pangan yang disebut Gaza Food Bank Jabaliyah. Bergulirnya program ini telah memberikan manfaat bagi warga di jalur Gaza. Sekitar 70 keluarga miskin, janda, dan anak yatim rutin mendapat manfaat dari Gaza Food Bank.(Baca : Perusahaan Thailand Salurkan CSR ke Dompet Dhuafa)

Berdasarkan laporan pada April 2014, dari Palestinian Welfare House Association, mitra Dompet Dhuafa di sana, sekitar 140 ekor kelinci tersalurkan setiap dua bulan. Gaza Food Bank yang didirikan di atas tanah seluas 250 meter persegi ini bertujuan mendukung daya tahan (resilience) warga melalui revitalisasi sektor peternakan yang rusak.

Gagasan mendirikan Gaza Food Bank dilatarbelakangi oleh kondisi lumpuhnya sendi-sendi Palestina, terutama jalur Gaza, akibat serangan militer zionis Israel yang seakan-akan tidak pernah berhenti. Akibatnya, terjadi embargo di Gaza, sehingga suplai logistik pangan terhambat. Hal tersebut telah membuat kehidupan masyarakat Gaza yang berjumlah 1,5-1,7 juta jiwa menderita.