Waspadai Diet Ekspres  

Reporter

Selasa, 5 Agustus 2014 15:39 WIB

TEMPO/Budi Yanto

TEMPO.CO, Jakarta - Obesitas menjadi masalah jamak di Indonesia. Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan 2013 menunjukkan 15 provinsi memiliki prevalensi sangat gemuk di atas rata-rata nasional. Di antaranya adalah Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Timur, Bali, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Jambi, Papua, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, dan DKI Jakarta.

Angka tersebut melingkupi kejadian obesitas pada balita, yaitu 11,9 persen dari total penduduk. Pada orang dewasa lebih tinggi lagi, yakni 32,9 persen pada perempuan dan 19,7 persen pada laki-laki. "Sebenarnya, masyarakat di Indonesia sudah mulai sadar hidup sehat karena kondisi berat badan ini," kata ahli gizi, Emilia E. Achmadi, seperti dimuat Koran Tempo, Selasa, 5 Agustus 2014.

Namun mereka kebanyakan memakai caranya sendiri berdasarkan informasi yang dilihat, diperoleh, dan dibaca dari media massa dan Internet. "Ini yang berbahaya," kata Emilia, yang juga mengelola situs Nutritionisme.com.

Informasi yang tak jelas kebenarannya itu membuat mereka rentan terhadap penipuan, entah itu promosi diet atau tren pola makan tertentu. Menurut Emilia, masyarakat bergegas melakukan diet tanpa didampingi ahli gizi atau dokter. Mereka hanya termakan tren dan gambaran media bahwa diet tersebut berhasil. Padahal, ujar dia, kebanyakan orang yang menjalankan diet penurunan berat badan tidak memulainya dalam kondisi yang sehat. "Mereka hampir selalu punya masalah, entah itu tekanan darah atau jantung," tuturnya. (Baca: Diet di Usia Dini Tidak Baik untuk Tubuh)

Maka, Ketua Umum Asosiasi Dietisien Indonesia Martalena Purba menyarankan pelaku diet untuk mengecek kesehatannya dahulu sebelum menjalani program penurunan berat badan. Dia tidak menganjurkan penurunan berat badan yang drastis dalam jangka pendek. Sebab, program penyusutan semacam itu menghilangkan cairan, komponen yang mengisi 60 persen bagian tubuh, bukan lemak.

Normalnya, tutur Martalena, orang dewasa dengan aktivitas normal hanya dapat menurunkan berat badan 1 kilogram per pekan. Penurunan berat secara perlahan berdampak pada tubuh yang tak cepat naik kembali setelah program diet dihentikan karena sudah beradaptasi. "Jadi, tidak seperti sindrom yoyo," katanya.

DIANING SARI




Baca Juga
Melayani Calon Miliarder Indonesia
Kalette, Kol yang Sedang Ngetren di Amerika
Marshanda Dikawal Polisi ke Kantor O.C. Kaligis
Sinar Matahari Bisa Rusak Permukaan Mata









Advertising
Advertising

Berita terkait

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

15 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

32 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

36 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

51 hari lalu

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.

Baca Selengkapnya

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

57 hari lalu

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Diet Flexitarian?

29 Februari 2024

Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.

Baca Selengkapnya

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

23 Februari 2024

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

11 Februari 2024

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.

Baca Selengkapnya

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

8 Februari 2024

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.

Baca Selengkapnya

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

3 Februari 2024

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?

Baca Selengkapnya