RS Mount Elizabeth Singapura. Mountelizabeth.com.sg
TEMPO.CO, Jakarta - Chief Operating Officer Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura, Joycelyn Ling, mengatakan jumlah pasien asal Indonesia yang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut bertambah setiap tahunnya. Dari sekitar 250 pasien yang rawat inap di dua RS Mount Elizabeth, yakni Orchard dan Novena, 20 persennya warga negara Indonesia. "Mereka rata-rata menginap 3,5 hari," ujarnya Selasa siang, 12 Agustus 2014, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat.
Dibanding Novena, Orchard jadi favorit warga Indonesia karena dekat dengan pusat perbelanjaan Singapura. Seringkali, menurut Joycelyn, warga Indonesia menyempatkan diri mengecek kondisi (screening) medis, termasuk jantung di RS Mount Elisabeth, di sela-sela agenda belanja mereka di Orchard.
Kelengkapan layanan medik, disebut Joycelyn, jadi faktor yang membuat warga Indonesia memilih berobat ke RS Mount Elizabeth. Sebut saja teknologi jantung mekanik, operasi tiroid dengan robot, simulasi otak bagian dalam untuk penyakit parkinson, makoplasty atau operasi cedera otot dengan menggunakan robot, operasi katarak tanpa invasi, dan penanganan hipertensi atau tekanan darah tinggi menggunakan frekuensi gelombang radio.
Faktor lain yang menurut Joycelyn membuat warga Indonesia memilih RS Mount Elizabeth adalah tarifnya yang lebih murah dibanding rumah sakit lain di Singapura. "Kami berkompetisi soal harga, tapi yang lebih penting adalah pasien ditangani dengan teknologi terbaik di rumah sakit kami."
Ihwal jenis perawatan yang banyak dijalani warga Indonesia, Joycelyn menyebut selama ini dia banyak menangani kasus kanker dan jantung. Kendati demikian, kedua penyakit itu tak bisa dijadikan tolok ukur peningkatan prevalensi penyakit tersebut di kalangan warga Indonesia. "Memang penanganan penyakit jantung dan kanker di RS kami sangat baik," kata dia.
