Model memperagakan koleksi terbaru desainer Carmanita bersama IPMI dalam pekan mode Jakarta Fashion Week 2015 di Senayan City, Jakarta, Senin 3 November 2014. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta -Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) yang didirikan pada 1986 menjadi wadah atau tempat bagi para perancang terbaik di Indonesia. Melalui IPMI para perancang yang tergabung di dalamnya bisa mengembangkan karyanya dan berkomunitas.
Di sini, tak hanya andalkan berbekal talenta, tetapi juga semangat untuk konsisten dan berkomitmen menelurkan inovatif demi mencetuskan tren mode Tanah Air. (Baca: Austere, Label Jujur Tri Handoko)
Dalam Jakarta Fashion Week 2015, IPMI kembali berpartisipasi dengan menyajikan enam perancang Stephanus Hamy, Tri Handoko, Carmanita, Yogi Pratama, Mel Ahyar, dan Danny Satriadi.
Stephanus Hamy merupakan alumnus Lomba Perancang Mode (LPM) tahun 1983. Dia telah membangun karier yang mencerminkan cintanya terhadap budaya Indonesia. Perancang berkulit putih ini selalu mengangkat tekstil tradisional pada setiap rancangannya.
Adapun Tri Handoko merupakan perancang yang sempat mengeyam pendidikan fashion di Sekolah Mode Susan Budihardjo. Tri juga alumni School of Visual Art di Sydney yang mendirikan label di tahun 2002. Kekhasan rancangan Tri yang membedakan dengan karya perancang lain adalah cenderung berstruktur dan berpalet warna monokrom. (Baca: Pasar Indonesia dan IPMI Trend Show Resmi Dibuka)
Sementara Carmanita bukan nama baru. Memiliki komitmen dengan kain lokal, karyanya terus mengeksplorasi teknik celup. Keunggulan lain, perancang ini sellau memiliki siluet-siluet draperi yang longgar dan selalu mendapat perhatian dari masyarakat, pecinta kain dan mode di Indonesia.
Sedangkan Yogi Pratama merupakan perancang yang selalu memberikan sentuhan glamor dalam setiap koleksinya. Lulusan Esmod ini menghadirkan sosok wanita yang dewasa, elegan namun tetap modern bersiluet klasik dengan detail mewah.
Satu lagi dari IPMI adalah Mel Ahyar. Perancang muda ini dikenal dengan gagasan-gagasan progresif yang menantang persepsi mengenai penampilan wanita. Karyanya selalu menawan tanpa kesan berlebihan. (Baca: Koleksi 'Pulau Emas' ala Mel Ahyar)
Sementara Danny Satriadi menyajikan gaya yang diperuntukan bagi mereka yang tak segan untuk tampil beda. "Di JFW kali ini saya menghadirkan potongan sensual yang menggabungkan elemen maskulin dan feminin secara tak biasa," kata Danny. (Baca: Siapa Desainer Pilihan Maudy?)
PHE Menjamin Kesempatan yang Setara bagi Perempuan
13 menit lalu
PHE Menjamin Kesempatan yang Setara bagi Perempuan
Nicke Widyawati, perempuan Tangguh yang menjadikan Pertamina sebuah perusahaan energi nasional yang mendunia, adalah contoh konkret peranan penting perempuan di industri energi.