Bibir Kebiruan Gejala Anak Kena Pneumonia  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 5 November 2014 08:34 WIB

Pneumonia. REUTERS/Oswaldo Rivas

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit radang paru-paru atau pneumonia adalah penyebab utama kematian bayi dan balita terbesar. Ada beberapa gejala yang dapat terlihat secara kasat mata apakah bayi dan balita terkena penyakit pneumonia. "Gejala pertama adalah anak gelisah," kata Ketua Unit Kerja Koordinasi Respiratory Ikatan Dokter Anak Indonesia Nastiti Kaswandani di kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa, 4 November 2014.

Nastiti menjelaskan para orang tua seharusnya bersyukur ketika anak mereka tidak bisa diam, mondar-mandir, suka berlarian, bahkan jumpalitan. "Jangan justru dibilang nakal. Mereka seperti itu artinya sehat," katanya. Sebaliknya, saat anak gelisah, ada kemungkinan si anak justru terkena pneumonia.

Gejala selanjutnya dapat dilihat dari cara si anak bernapas. Dibandingkan anak normal, bayi dan balita yang terkena pneumonia biasanya bernapas lebih cepat. "Napasnya cepat seperti ngos-ngosan seakan baru selesai berlari," katanya.

Menurut Nastiti, hal ini terjadi lantaran ada beberapa bagian pada paru-paru penderita yang sudah rusak, sehingga jumlah oksigen yang diambilnya dalam sekali hirup berkurang. Maka, untuk memenuhi oksigen yang dibutuhkan tubuh, ia perlu bernapas lebih cepat.

Nastiti mengatakan para orang tua bisa menghitung jumlah napas bayi dan balita mereka untuk deteksi dini tersebut. Bila anak berusia 0-2 bulan bernapas sebanyak 60 kali atau lebih selama satu menit, artinya dia memiliki gejala pneumonia.

Pada anak berusia 2-12 bulan, bila ia bernapas sebanyak 50 kali atau lebih pun dalam satu menit juga menjadi salah satu tanda adanya pneumonia. Untuk anak berusia 1-5 tahun yang terkena pneumonia dapat terlihat bila ia bernapas 40 kali atau lebih dalam satu menit.

Selain frekuensi napas yang cepat itu, gejala seseorang mengalami pneumonia adalah tampak tarikan dinding dada bagian bawah. "Gejala terakhir adalah bibir tampak kebiruan," kata Nastiti. Apabila si balita dicurigai pneumonia, Nastiti menyarankan untuk segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.

Bayi dan balita yang terkena pneumonia itu memerlukan oksigen dan obat antibiotik. Nastiti mengingatkan untuk tidak membeli obat di sembarang tempat. "Obat bebas dan obat tradisional yang belum terbukti manfaatnya dapat memperburuk penyakit," kata Nastiti.

MITRA TARIGAN

Topik terhangat:
TrioMacan | Penghinaan Presiden | Susi Pudjiastuti | Pengganti Ahok

Berita terpopuler lainnya:
3 Jagoan Intel Ini Calon Kuat Kepala BIN
Raden Nuh Sempat Melawan Saat Ditangkap
Cara Menteri Susi Berantas Pencurian Ikan
Kata Jokowi, Informasi BIN Sering Meleset

Berita terkait

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

27 hari lalu

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Baca Selengkapnya

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.

Baca Selengkapnya

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.

Baca Selengkapnya

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan

Baca Selengkapnya

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.

Baca Selengkapnya

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.

Baca Selengkapnya

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.

Baca Selengkapnya

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?

Baca Selengkapnya

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.

Baca Selengkapnya