TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan penyakit yang penularannya melalui hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular HIV. Hubungan seks ini termasuk seks lewat vagina, anus maupun mulut atau oral. (Baca: Hasil Survei: Mayoritas Publik Belum Paham AIDS)
Secara epidemiologis, terdapat kaitan erat antara penyebaran IMS dan penularan HIV. Infeksi menular seksual, baik dengan perlukaan maupun tanpa perlukaan, terbukti meningkatkan risiko penularan HIV sebanyak 3-5 kali.
Bagaimana hubungan IMS dan HIV? Yuli Simarmata, manager program Business Coalition on AIDS (IBCA) mencoba menjabarkan kaitan antar keduanya. Menurut dia, IMS merupakan kofaktor penularan HIV dan penderita IMS lebih rentan terhadap HIV. Kemudian penderita IMS & HIV lebih mudah menularkan. Yuli juga menjelaskan, orang dengan HIV lebih rentan terhadap berbagai penyakit termasuk IMS. Dan orang dengan HIV & IMS lebih cepat menjadi AIDS.
IMS sendiri sangat erat kaitannya dengan pelaku hubungan seksual. Baik itu heteroseksual hubungan laki-laki dan perempuan, homoseksual hubungan gay dan lesbian.
Lebih lanjut Yuli menjelaskan gejala IMS bisa dilihat dari beberapa tanda. Seperti, bintil-bintil berair seperti cacar di kelamin, tenggorokan sakit setelah melakukan oral, jika kencing terasa panas atau membakar, tumbuh seperti jengger ayam atau kutil pada kelamin, gatal-gatal di daerah kelamin, dan keluarnya darah setiap selesai berhubungan seks.
IMS ini kerap mudah didapati bagi kalangan pekerja seks komersial. Semakin sering Anda melakukan hubungan seksual tidak aman, semakin besar pula Anda menderita IMS.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
9 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.