Pemerintah Serukan Penurunan Angka Kematian Ibu  

Reporter

Rabu, 24 Desember 2014 08:58 WIB

REUTERS/Cheryl Ravelo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan persoalan kematian Ibu menjadi masalah penting saat ini. Bertepatan dengan momentum peringatan Hari Ibu, dia menulis surat elektronik.


"Kematian Ibu yang terjadi secara langsung disebabkan indikasi yang lazim muncul, yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi, dan infeksi. Hasil kajian Badan Litbangkes pada tahun 2012, diketahui penyebab terbesar kematian Ibu adalah kelompok hipertensi dalam kehamilan, seperti oedema, preteinurea, hypertensive disorder, dan disusul perdarahan post partum," kata Tjandra dalam suratnya, Selasa, 23 Desember.

Adapun Tjandra menerangkan, penyebab tidak langsung dari kematian Ibu adalah kondisi masyarakat, seperti pendidikan, sosial ekonomi, dan budaya, serta kondisi geografi dan sarana pelayanan yang kurang siap yang secara tak langsung ikut memperberat permasalahan ini. (baca:Hari Ibu, Amy Atmanto: Muliakan Ibu Bawa Keberkahan).

Tjandra menyebutkan beberapa hal tersebut mengakibatkan tiga kondisi terlambat, yakni terlambat mengambil keputusan, terlambat sampai di fasilitas pelayanan kesehatan, dan terlambat mendapat pertolongan tenaga kesehatan. Selain itu, ada empat faktor lagi yang menentukan, yakni terlalu tua atau terlalu muda saat hamil dan melahirkan, terlalu banyak punya anak, dan terlalu rapat jarak antarkelahiran (baca juga: Banten Rangking Kelima Angka Kematian Ibu dan Anak).


"Masih banyak perempuan di Indonesia yang menikah pada usia di bawah 19 tahun, dimana terlalu muda ketika hamil dikhawatirkan rahim mereka belum siap dan membuat saluran kelahiran mudah pecah," katanya.

Kompleksnya permasalahan di sekitar kematian Ibu tidak hanya menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan, tetapi memerlukan sentuhan tangan sektor lain sehingga tercipta concerted efforts dari pemerintah, akademisi, LSM maupun swasta, dan masyarakat.

"Hal lain yang tidak kalah penting adalah pemberdayaan masyarakat melalui reorientasi dan peningkatan pengetahuan Ibu hamil, keluarga, dan masyarakat mengenai kesiapan menghadapi kehamilan dan persalinan," kata Tjandra. (Baca: Pejabat Kemenkes Satu Pesawat dengan Terduga Ebola)

HADRIANI P.

Terpopuler
Kasus Diare Tertinggi Ada di Kota Makassar

Putri Indonesia Elvira Bawa 40 Baju Sponsor ke AS

Cara Benar Detoks Tubuh










Advertising
Advertising


















Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 jam lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

2 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

8 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

8 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

18 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

35 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

36 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Sudjiatmi Notomiharjo Berpulang, Jokowi Pernah Gagal Total karena Langgar Nasihat Ibunya

37 hari lalu

4 Tahun Sudjiatmi Notomiharjo Berpulang, Jokowi Pernah Gagal Total karena Langgar Nasihat Ibunya

Sudjiatmi Notomiharjo, ibunda Jokowi telah berpulang 4 tahun lalu. Ini kedekatan Jokowi dan ibunya, dan pengakuan pernah langgar nasihat ibunya.

Baca Selengkapnya