Ini Obat Terbaru Penyakit Tuberkulosis

Reporter

Sabtu, 31 Januari 2015 12:57 WIB

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K) (kiri), melihat fasilitas BSL 3 lab penelitian penyakit infeksi Prof. DR. Sri Oemijati, di Percetakan Negara, Jakarta, 14 Agustus 2014. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ada kabar baik untuk penyakit TB alias tuberkulosis. Melalui surat elektronik yang dikirim kepada Tempo, Jumat, 30 Januari 2015, Prof dr Tjandra Yoga Aditama mengabarkan obat MDR TB dan diagnosis baru TB. (Baca: Tuberkulosis Tak Sembuh, Bisa Jadi AIDS)

Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Balitbangkes Departemen Kesehatan Republik Indonesia, MDR TB alias multi-drug resistance TB adalah ‎tuberkulosis yang resisten atau sudah kebal pada obat yang kini biasa digunakan.

Dengan demikian, kata Tjandra, diperlukan obat baru lantaran selama ini obat-obatan yang digunakan untuk MDR TB tidak sepenuhnya ampuh. (Baca: Mamalia Laut Bawa Tuberkulosis ke Amerika)

"Kini Jepang sudah membuat satu obat TB baru bernama Delamanide, yang sejauh ini sudah melalui penelitian yang terbukti cukup baik dan ampuh untuk meningkatkan konversi kultur sputum sebesar 50 persen," kata Tjandra.

Selain itu, Tjandra menerangkan bahwa obat terbaru ini juga bisa menurunkan kematian hingga 75 persen. Rencananya, di Indonesia akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk obat ini supaya bisa dipakai di sini.

Menurut dia, obat Delamanide ini tergolong nitroimidazole yang bekerja menghambat mycolic acid sehingga tidak ada resistensi silang dengan obat anti-TB yang lain. "Obat ini sudah masuk dalam panduan di WHO sejak Oktober 2014," kata Tjandra.

Selain obat untuk MDR TB, Tjandra juga menyebutkan bahwa Jepang sudah menerapkan produksi cara diagnosis TB terbaru bernama LAM atau lipoarabinoman. (Baca: Indonesia Tertinggal dalam Penanganan Tuberkulosis)

"Kelebihan teknik ini adalah afinitas tinggi untuk diagnosis dan monitor pengobatan. Kemudian ‎tidak ada reaktivitas silang, jadi cukup sensitif," katanya.

Selanjutnya, Tjandra menerangkan bahwa teknik ini menggunakan bahan contoh sputum, bukan darah, sehingga hasilnya mudah didapat hanya dalam sehari. Menurut Tjandra, saat ini Indonesia sedang melakukan penelitian tentang LAM. (Baca: TBC Jadi Penyakit Mematikan Setelah AIDS)

HADRIANI P.

Terpopuler
Ada Efek Negatif di Balik Makanan Sehat Ini
Meramal Penyakit Bisa dari Kicauan di Sosmed
Heboh Apel Berbakteri, Apa Kata Kedubes Amerika?
Kasus Apel Maut, Christine Hakim Pilih Buah Lokal
Apel Amerika Berbakteri, Anjasmara Pilih Pepaya


Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

2 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

3 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

4 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

5 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

5 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

8 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

12 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

13 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya