Rokok Elektrik Turunkan Turunkan Angka Perokok?

Reporter

Senin, 9 Maret 2015 05:38 WIB

Asap dari rokok elektrik "vape" yang dihisap remaja di Bandung, Jawa Barat, 12 September 2014. WHO menyatakan bahwa asap vape juga bahaya untuk anak-anak dan remaja. TEMPO/Aditya Herlambang

TEMPO.CO , Jakarta:Belakangan ramai perdebatan tentang pro konta rokok elektrik. Termasuk Indonesia yang juga membicarakan hal ini dari aspek kesehatan. Sehubungan dengan masalah tersebut, Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia mengadakan acara seminar ilmiah berjudul Dampak Konsumsi Rokok Elektrik Pada Kesehatan Masyarakat'.

Acara ini berlangsung pekan lalu di Hotel Royal Kuningan Jakarta. Dengan menampilkan beberapa nara sumber untuk menyampaikan paparan komprehensif dari beragam sudut pandang. Paparan dari masing-masing nara sumber menitikberatkan tentang dampak rokok elektrik pada kesehatan masyarakat yang dikaji melalui temuan-temuan ilmiah.

Adapun pembicara dalam seminar ini adalah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang diwakili oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama, Dra. Lela Amelia, Apt, M.Epid Kepala Sub Direktorat Pengawasan Rokok Direktorat Pengawasan Napza BPOM, Direktur Organisasi Knowledge-Action-Changedari Britania Raya Professor Gerry Stimson dan Pendiri Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik Indonesia Prof. Dr. drg. Achmad Syawqie M.S.

Kehadiran para nara sumber dari dalam dan luar negeri ini untuk menjamin penyampaian informasi yang bersifat netral yang dilengkapi studi ilmiah yang mumpuni. Menurut Profesor Gerry Stimson menjelaskan berdasarkan fakta yang terjadi di negaranya, Inggris tentang penggunaan rokok elektrik terbukti mampu menurunkan angka perokok.

"Alternatif rokok elektrik sebagai cara mengurangi konsumsi rokok konvensional terbukti mampu mengurangi 20 persen angka perokok dibandingkan utilisasi alternatif rokok lainnya yang hanya mampu mengurang 10 persen perokok." kata Stimson.

Saat disinggung soal regulasi rokok elektrik yang tepat Profesor Stimson mengatakan bahwa membuat peraturan untuk mengatur standard operational procedure (SOP) lebih baik daripada melakukan pelarangan. Sebabnya, pelarangan hanya akan membuat produk-produk ilegal yang tak jelas memenuhi pasar dan digunakan oleh banyak orang.

Profesor dari Imperial College London ini mengatakan jangan sampai peraturan yang ketat soal rokok elektrik menjadi bumerang. Menurutnya, di satu sisi memperketat peraturan rokok elektrik sementara di sisi lain korban akibat asap rokok tembakau semakin banyak.

Dia menuturkan di negaranya, Inggris peraturan rokok elektrik akan dikeluarkan pada Mei tahun 2016. Dalam peraturan ini akan diatur soal bagaimana kemasannya, standar keamanan produk, pembatasan iklan, serta pengaturan soal bahan-bahan yang digunakan dalam cairannya serta batas maksimal kandungan nikotin di cairan tersebut.

Sementara Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia mengatakan, "Seiring dengan meningkatnya trend konsumsi rokok elektrik di kalangan masyarakat khususnya generasi muda Indonesia, kami percaya bahwa sebuah kewajiban bagi organisasi-organisasi pemerhati kesehatan dan badan pemerintahan untuk mengadakan diskusi dan penelitian yang mampu secara detil menganalisa kandungan serta dampak samping dari rokok elektrik," kata Achmad Syawqie.

Pendiri YPKP Indonesia ini mengatakan. "Semoga seminar ini mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pencegahan dan penanggulangan penyakit yang mungkin saja disebabkan oleh rokok elektrik."

Achmad juga menegaskan harapan ke depannya akan ada banyak ketersediaan informasi mengenai rokok elektrik di Indonesia.

Adapun Tjandra Yoga Aditama menebutkan tindakan yang dilakukan YPKP Indonesia untuk mendukung kesehatan publik Indonesia patut diapresiasi. “Untuk semua hal di muka bumi ini, termasuk rokok elektrik, kesimpulan harus diambil dari beragam penelitian yang arah kesimpulannya sama” kata Tjandra.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan atau Balitbangkes dari kantor Kementerian Kesehatan ini juga menjelaskan tentang terkait dengan regulasi rokok elektrik di Indonesia.

"Sepengetahuan saya sampai saat ini sudah banyak pertimbangan mengenai regulasi rokok elektrik di Indonesia, tetapi belum diputuskan langsung," kata Tjandra.

HADRIANI P.

Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

1 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

7 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

8 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

9 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

9 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

9 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya