Dalam 5 Hari, Respons Otot Berubah karena Diet Tinggi Lemak  

Reporter

Editor

Amirullah

Sabtu, 18 April 2015 10:16 WIB

Gawker.com

TEMPO.CO, Virginia - Pengaruh makanan berlemak terhadap perubahan respon tubuh lumayan cepat. Sebuah penelitian menunjukan bahwa cuma lima hari setelah mengkonsumsi makanan tinggi lemak, otot tubuh akan mengalami perubahan dalam memproses nutrisi.

"Kebanyakan orang berpikir bahwa mereka dapat menikmati makanan tinggi lemak selama beberapa hari, padahal yang dibutuhkan adalah lima hari untuk otot tubuh Anda memulai protes," kata Matt Hulver, guru besar nutrisi manusia, makanan, dan olahraga di Virginia Tech College of Agriculture and Life Sciences, seperti dilansir situs Sciencedaily, Rabu, 15 April 2015.

Dalam artikel yang terbit baru-baru ini dalam versi online di jurnal Obesity, Hulver dan rekannya menemukan perubahan otot dalam memetabolisme nutrisi hanya butuh waktu lima hari setelah mengkonsumsi makanan tinggi lemak. Ini dapat menyebabkan masalah jangka panjang seperti kenaikan berat badan, obesitas, dan masalah kesehatan lainnya. "Penelitian ini menunjukkan bahwa tubuh kita dapat merespon secara dramatis perubahan diet dalam jangka waktu yang lebih singkat daripada yang kita telah diperkirakan sebelumnya," kata Hulver.

Dia mengatakan ketika makanan dikonsumsi, kadar glukosa dalam darah meningkat. Otot tubuh akan memecahnya untuk energi atau dapat disimpan menyimpannya untuk digunakan kemudian. Di sisi lain, otot membentuk sekitar 30 persen berat tubuh dan otot juga jadi tempat yang penting untuk metabolisme glukosa. Ketika metabolisme normal diubah, maka konsekuensi mengerikan bisa terjadi pada seluruh tubuh dan bisa menyebabkan masalah kesehatan.

Penelitian ini melibatkan mahasiswa sehat yang diberi makan diet sarat lemak seperti sosis, makaroni, dan keju serta makanan dengan mentega untuk meningkatkan persentase asupan lemak sehari-hari mereka. Dalam diet normal jumlah lemak sekitar 30 persen, tapi dalam penelitian ini mahasiswa memiliki diet lemak sekitar 55 persen. Asupan kalori mereka secara keseluruhan tetap sama sebelum diet tinggi lemak. Sampel otot kemudian dikumpulkan untuk melihat perubahan metabolisme glukosa. Hasilnya menunjukkan adanya perubahan metabolisme pada otot meskipun berat badan mahasiswa tidak bertambah atau memiliki tanda-tanda resistensi insulin.

Hulver dan tim kini tertarik untuk meneliti bagaimana perubahan jangka pendek pada otot dapat mempengaruhi tubuh dalam jangka panjang. Peneliti juga tertarik nuntuk mengetahui seberapa cepat perubahan merugikan dalam otot dapat dibalik setelah seseorang kembali ke diet rendah lemak.

SCIENCE DAILY | AMIRULLAH


Berita terkait

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

16 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

34 hari lalu

Tips Aman Konsumsi Makanan buat Penderita Diabetes saat Lebaran

Ahli gizi dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo membagikan kiat konsumsi makanan yang aman bagi pengidap diabetes saat hari raya lebaran.

Baca Selengkapnya

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

37 hari lalu

Bagus untuk Kesehatan Jantung, Apa Saja Manfaat Alpukat

Alpukat dikenal karena sifat anti-inflamasi dan baik untuk kesehatan jantung. Apa lagi manfaat alpukat yang perlu Anda ketahui?

Baca Selengkapnya

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

52 hari lalu

6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Selain manfaat rohani, puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang.

Baca Selengkapnya

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

59 hari lalu

Beda Diet Atlantik dan Mediterania, Cek Juga Kemiripannya

Diet Atlantik dan Mediterania sebenarnya punya banyak kemiripan tapi ada juga bedanya. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Diet Flexitarian?

29 Februari 2024

Apa Itu Diet Flexitarian?

Diet flexitarian dikaitkan dengan risiko kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan pola makan omnivora.

Baca Selengkapnya

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

23 Februari 2024

Tips Bersantap di Restoran saat Sedang Diet

Berikut tips dan teknik memesan makanan di restoran saat Anda tengah diet dan berpegang teguh pada rencana makan sehat.

Baca Selengkapnya

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

11 Februari 2024

Hasil Riset: Diet Atlantik Bisa Kurangi Risiko Sindrom Metabolik

Para peneliti menemukan bahwa Diet Atlantik yang menjadi pola diet tradisional di Portugal dan Galisia dapat mengurangi risiko sindrom metabolik.

Baca Selengkapnya

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

8 Februari 2024

5 Makanan Terbaik untuk Diet Golongan Darah O

Diet golongan darah O D'Adamo fokus pada daging organik tanpa lemak, buah-buahan, dan sayuran, serta menghindari produk susu, gandum, alkohol, dan kafein.

Baca Selengkapnya

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

3 Februari 2024

Rahasia Tubuh Sehat dan Diet ala Song Joong Ki

Bagaimana cara Song Joong Ki tetap bugar dan sehat di tengah aktivitas yang padat?

Baca Selengkapnya