BISNIS.COM, Jakarta - Minum air secukupnya secara bertahap dapat membantu menghindari overhidrasi atau kelebihan cairan menurut pakar fisiologi olahraga dari Departemen Fisiologi FKUI, Ermita I. Ilyas.
Ermita mengungkapkan, selama ini orang-orang masih beranggapan minum sebanyak-banyaknya dalam waktu singkat sebelum haus bisa mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan. Padahal, hal ini memicu terjadinya keadaan yang berbahaya, yaitu overhidrasi.
"Kondisi overhidrasi terjadi saat kita meminum air berlebihan dalam waktu singkat," ungkap dia dalam seminar media yang diselenggarakan Indonesian Hydration Working Group (IHWG) di Jakarta, Selasa, 5 Mei 2015.
Dalam kasus yang berat, kondisi overhidrasi bahkan mampu menyebabkan penderitanya menghadapi kematian.
Dijelaskan, saat individu meminum air berlebihan dalam waktu singkat, maka cairan di luar tubuh akan meningkat dan elektrolit (natrium) akan berkurang. Kondisi ini mengakibatkan keseimbangan antara cairan di luar tubuh dan elektrolit berubah. Sementara, tubuh selalu mempertahankan keseimbangan.
"Akibatnya cairan di luar sel akan berpindah ke dalam sel yang lebih pekat. Bila sangat berlebihan, sel-sel tubuh akan membengkak atau mengalami edema," jelasnya.
"Kaki dan tangan membengkak, begitu juga dengan sel-sel otak," tambah dia. Bila sudah begini, lanjut Ermita, penderita akan mengalami sakit kepala, terganggu kesadarannya, koma, dan akhirnya meninggal.
BISNIS.COM
Berita terkait
Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga
18 Oktober 2022
Setengah dari gen anak berasal dari orang tua biologis. Kadang adanya mutasi gen mengindikasi kemungkinan risiko memiliki penyakit genetik. Apa saja?
Baca SelengkapnyaAnak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini
1 Juli 2019
Apakah Anda sulit makan buah dan sayur? Lakukan berbagai tips mudah ini agar kebutuhan gizi anak Anda terpenuhi.
Baca SelengkapnyaSaran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting
2 November 2018
Menurut pakar gizi, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting.
Baca SelengkapnyaRumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak
8 Mei 2018
Rumah yang sedang direnovasi sudah pasti kotor serta penuh debu dan zat kimia berbahaya. Lindungi anak-anak, jangan sampai kesehatan mereka terganggu.
Baca SelengkapnyaTanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi
4 Maret 2018
Jauhkan bahan-bahan pembersih di rumah yang mengandung zat berbahaya. Kenali tanda anak keracunan zat tersebut.
Baca SelengkapnyaAlasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur
4 Maret 2018
Menurut dokter, anak tidak dianjurkan hanya sarapan buah dan sayur karena tidak mengandung karbohidrat.
Baca SelengkapnyaAnak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter
11 Januari 2018
Semakin banyak saja pusat kebugaran untuk anak dan menurut dokter anak memang butuh banyak beraktivitas.
Baca SelengkapnyaManfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker
14 Desember 2017
Manfaat menyusui bagi kesehatan sangat besar, bukan saja untuk bayi tapi juga ibunya.
Baca SelengkapnyaAnak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia
23 November 2017
Perhatikan anak Anda, bila terlihat pucat, lemas, dan lesu, bisa jadi ia mengalami anemia.
Baca SelengkapnyaKecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter
26 September 2017
Kecoa itu alergen, bahan yang menyebabkan serangan asma. Kalau kecoak mati kan berterbangan kulit-kulitnya. Lalu?
Baca Selengkapnya