Jangan Sepelekan Alergi pada Anak  

Reporter

Senin, 18 Mei 2015 09:21 WIB

sxc.hu

TEMPO.CO, Jakarta - Isnaini, 29 tahun, masih sulit melupakan kejadian yang menimpa dirinya saat ia mengalami alergi debu yang sangat parah. Saat itu matanya terasa gelap, nafasnya sesak, dan rasanya seperti mau mati.

Ia memang mengidap alergi debu sejak kecil, tapi tak pernah separah itu. Biasanya Isnaini hanya bersin-bersin. Isnaini langsung dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan intensif. "Suami saya juga punya riwayat alergi. Kedua anak saya pun punya 'bakat' alergi. Alergi memang sepele, tapi mematikan," ujarnya.

Sampai saat ini banyak masyarakat yang masih menyepelekan alergi pada anak. Padahal jika dibiarkan, alergi tidak hanya mengganggu kualitas hidup anak, tetapi juga nyawanya. Hasil kajian International Study of Asthma and Allergies in Childhood, semakin banyak anak-anak yang terkena alergi, termasuk di Asia Pasifik. Bahkan di Tanah Air, angka kejadian penyakit alergi semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Ketua Divisi Alergi Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr dr Zakiudin Munasir SpA(K) mengatakan alergi merupakan reaksi yang menyimpang terhadap berbagai rangsangan dari luar tubuh, misalnya terhadap makanan, debu, obat-obatan dan sebagainya. "Penyakit alergi hanya mengenai anak yang mempunyai bakat alergi yang disebut atopik," kata Zaki dalam diskusi media "Morinaga Allergy Week".

Alergi diturunkan oleh salah satu atau kedua orang tua. Alergi juga dapat terjadi pada bayi, yang terpapar asap rokok sejak dalam kandungan, terpapar polusi, dan tidak mendapatkan ASI. Setiap tahun prevalensi alergi meningkat, terutama di kota besar. Jika kedua orang tua tidak memiliki riwayat alergi, maka persentase potensi anak terkena alergi sebanyak 5-15 persen.

Kemudian jika saudara kandungnya memiliki riwayat alergi, maka anak tersebut mempunyai persentase potensi alergi sebesar 25-30 persen. Jika salah satu orang tua memiliki riwayat alergi, maka persentase potensi anak terkena alergi sebesar 20-40 persen. "Selanjutnya, jika kedua orang tuanya memiliki riwayat alergi, maka potensi anak mengidap alergi 60-80 persen."

Alergi makanan merupakan salah satu masalah alergi yang umumnya terjadi pada anak. Hampir semua makanan pada dasarnya dapat menimbulkan alergi. "Tapi setiap makanan, mempunyai derajat alergen berbeda."

Hasil uji kulit yang dilakukan oleh Poli Alergi-Imunologi bagian IKA FKUI-RSCM pada 69 anak yang menderita asma karena alergi, sebagian besar alergi karena kepiting (45,31%), udang kecil (37,53%), dan cokelat (26,56%).

Alergi makanan bisa diobati dan dicegah dengan menghilangkan makanan penyebab alergi, mengganti makanan yang senilai untuk mencegah kekurangan nutrisi, pemberian ASI ekslusif, menghindari asap rokok saat hamil dan menyusui, serta mengkonsumsi probiotik.




BISNIS.COM

Berita terkait

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?

Baca Selengkapnya

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.

Baca Selengkapnya

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim

Baca Selengkapnya

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.

Baca Selengkapnya

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.

Baca Selengkapnya

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi

Baca Selengkapnya

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.

Baca Selengkapnya

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.

Baca Selengkapnya

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.

Baca Selengkapnya