6 Menit Jantung Stop, Saatnya Pertolongan Pertama

Reporter

Editor

Kurniawan

Jumat, 22 Mei 2015 04:40 WIB

Ilustrasi pertolongan pertama orang yang terkena Serangan Jantung. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo. 20120403

TEMPO.CO , Yogyakarta : Dokter Pro Emergency Aji Andhika mengatakan waktu 6-8 menit adalah waktu terbaik untuk memberikan pertolongan pertama kepada orang yang jantungnya berhenti. "Itu golden time terbaik untuk kembalikan detak jantung. 99 persen pertolongan pertama akan berhasil di waktu itu," kata Aji di Hotel Aston, Yogyakarta, Rabu 20 Mei 2015.

Ia mengimbau agar setiap orang bisa memberikan pertolongan pertama kepada orang yang jantungnya terhenti karena kecelakaan atau serangan jantung.

Aji menjelaskan bila melihat orang yang terjatuh akibat kecelakaan atau terkena serangan jantung, penolong pertama harus melihat lingkungannya: mengapa korban terjatuh? "Apakah karena tersengat listrik atau karena kecelakaan lain," kata Aji.

Aji menyarankan agar para penolong lebih menjaga diri karena dikhawatirkan korban bisa menularkan penyakit melalui darah dan cairan dari tubuh lainnya. "Makanya usahakan pakai pelindung, seperti sarung tangan atau alat antiair, seperti plastik," katanya.

Setelah itu, penolong pun bisa mencari respons korban dengan memanggil, menepuk-nepuk korban dan, bila tidak ada respons juga, dengan meneliti kondisi denyut nadi korban. "Banyak penolong yang lupa mengecek denyut nadi korban dan justru lebih heboh mengurus darah korban yang tercecer," katanya.

Ketika mengecek denyut nadi dan respons korban, bisa diketahui beberapa kemungkinan. Bila korban mengerang dan merespons penolong, artinya korban masih hidup dan masih memiliki kemungkinan untuk bertahan hidup.

Kemungkinan lain setelah dilakukan pengecekan, bisa saja korban tidak merespons, tapi denyut nadinya masih ditemukan. Kepada korban dengan ciri ini, ada baiknya penolong menegakkan kepala korban di lahan yang datar sehingga korban bisa terlentang sempurna, lalu membuka mulut korban guna memberikan ruang agar oksigen masuk lebih banyak ke dalam tubuh.

"Di kepalanya jangan dikasih bantalan atau penghalang agar memperlancar masuknya oksigen untuk pernafasan," kata Aji.

Kemungkinan lain yang akan terjadi adalah tidak adanya pernapasan dan tidak ada denyut nadi. Pada kejadian ini, Aji mengimbau untuk diberikan pertolongan pertama berupa kompresi dada di bagian ulu hati sebanyak 30 kali, lalu memberikan pernapasan buatan sebanyak 2 kali dari mulut.

Tindakan ini, kata Aji, diharapkan bisa mengembalikan fungsi jantung agar berdetak kembali dan bisa menyalurkan oksigen ke otak. "Siklus pemberian pernapasan ini harus dilakukan minimal 5 kali," katanya.

Pemberian pertolongan pertama ini bisa dilakukan bila tim ahli atau paramedik sudah tiba di lokasi dan ditemukan denyut nadi atau justru tidak ditemukannya denyut nadi, yang artinya korban meninggal dunia.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

13 jam lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

20 jam lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

8 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

9 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

10 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

10 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

10 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

14 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

17 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya