BISNIS.COM, Jakarta - Aman Bakti Pulungan, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengatakan hipotiroid kongenital merupakan sebuah keadaan ketika kerja kelenjar tiroid pada anak menurun atau bahkan tidak berfungsi sejak lahir, sehingga bayi tersebut dapat kekurangan hormon tiroid.
“Tentunya gangguan hormon tiroid ini dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental, seperti tubuh cebol, lidah besar, kesulitan bicara, hingga keterbelakangan mental,” katanya di Denpasar, Senin, 25 Mei 2015.
Dia menambahkan, melalui kegiatan edukasi tersebut, pihaknya berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan gangguan tiroid, bagaimana mengenali gejala-gejalanya, dan mengetahui dampak dari gangguan tiroid pada kondisi penderita.
“Lebih dari 1,7 juta orang di Indonesia berpotensi mengalami gangguan tiroid dan jumlah tersebut cukup signifikan, bahkan termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara. Namun sayangnya, tingkat kesadaran serta pemahaman masyarakat mengenai gangguan tiroid masih rendah,” ujarnya.
Dia menjelaskan setiap bayi yang lahir perlu melakukan skrining hipotiroid kongenital untuk mengantisipasi terjadinya gangguan tiroid. Bahkan sudah ada pula peraturan menteri kesehatan mengenai skrining tersebut, dan pemerintah daerah pun harus menggalakkan serta melakukannya.
"Gangguan tersebut merupakan masalah dan tantangan baru. Pemerintah pun perlu menyediakan program skrining ini di setiap rumah sakit yang ada di daerahnya agar dapat mengoptimalkan potensi tumbuh kembang seorang anak dan menyelamatkan generasi kita selanjutnya," tuturnya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bersama Merck Indonesia melakukan edukasi mengenai gangguan tiroid pada bayi atau anak-anak, yaitu hipotiroid kongenital.
