Peragawati mengenakan busana rancangan Adjie Notonegoro saat peragaan busana bertajuk Kebaya Nusantara di Jakarta, 20 Mei 2015. Busana rancangannya tersebut mengangkat Batik Marunda, Belitung, Kebaya Bali, Kebaya Encim, dan Batik Prada. TEMPO/Frannoto
BISNIS.COM, Jakarta - Perancang busana Yongki Budisutisna memadukan berbagai jenis kain nusantara dengan sentuhan muda.
Delapan busana bertajuk 'Coalition' itu tampil dalam dua sekuen. Masing-masing sekuen menunjukkan semangat muda dalam kain batik Cirebon, batik Bali dan songket yang bersatu.
Kain-kain tersebut disulap menjadi gaun dengan bagian bawah membentuk huruf A dan mengembang. Sisanya, dibiarkan lurus tanpa model di bagian bawahnya.
Motif batik dan songket menyatu dengan warna seperti fuschia, kuning, toska dan biru. Motif yang berpadu itu dibentuk dengan detail warna-warna ceria di bagian dada dan beberapa di antaranya menghiasi bagian bawah baju.
Seperti salah satu gaun bermodel kemben yang menampilkan kain songket di bagian bawah berwarna merah, hijau, biru dan emas dengan batik Cirebon.
Dengan cara ini, Yongki menilai Kain Negeri bisa merebut pasar berusia lebih muda karena menampilkan semangat yang sama. Bila kain tradisional identik dengan kaum ibu yang umurnya tak muda lagi, busana karyanya sengaja menyasar kaum muda.
"Regenerasi pasar karena selama ini Kain Negeri identik dengan ibu-ibu. Jadi biar mendapat pasar baru yaitu anak muda," ujarnya saat konferensi pers di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta, Senin 25 Mei 2015.
