Ini Rangkaian Kasus MERS CoV di Korea Selatan

Reporter

Jumat, 5 Juni 2015 04:40 WIB

Seorang perempuan menakai masker sambil berjalan untuk mewaspadai penyebara virus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) saat berada di tempat perbelanjaan Myeongdong, Seoul, Korea Selatan, 3 Juni 2015. Kementerian Kesehatan Korsel melaporkan jumlah keseluruhan orang yang terinfeksi virus Mers menjadi 25 orang. REUTERS/Kim Hong-Ji

TEMPO.CO , Jakarta: Anggota Tim Darurat Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk MERS CoV, Tjandra Yoga Aditama menjelaskan rangkaian kasus MERS yang terjadi di Korea Selatan melalui keterangan tertulisnya pada Rabu 3 Juni 2015. Ada 14 orang yang tertular dari seorang pasien pembawa penyakit MERS CoV ke Korea Selatan.

"Kasus indeks, atau pasien yang pertama membawa MERS CoV pertama kali adalah laki-laki 68 tahun," katanya dalam keterangan tertulisnya.



Lelaki ini sebelumnya jalan-jalan ke beberapa daerah. Pada 18-29 April 2015 lelaki itu pergi ke Bahrain. Lalu pada 29-30 April 2015, ia sempat singgah di Uni Emirat Arab. Selanjutnya, 30 April - 1 Mei 2015 kembali lagi ke Bahrain kemudian pada 1-2 Mei ke Arab Saudi. Ia kembali lagi ke Bahrain, dan pada 2- 3 Mei 2015 di Qatar.



"Kasus indeks tiba di bandara Internasional Incheon via Qatar pada 4 Mei, tanpa keluhan," katanya. Gejala awal, seperti demam dan batuk, baru timbul pada 11 Mei. Lelaki itu lalu berobat ke beberapa klinik. Hasil pemeriksaan laboratorium mengatakan pasien positif terinfeksi MERS CoV pada 20 Mei 2015.



Lalu pasien dipindahkan ke rumah sakit rujukan yang terdapat ruang isolasi. Pasien sempat dalam kondisi stabil. Pasien, kata Tjandra, tidak memiliki riwayat paparan faktor risiko lain seperti kontak dengan unta atau kontak dengan pasien Mers-CoV dalam 14 hari sebelum timbul gejala awal.

<!--more-->

Kasus kedua di Korea Selatan adalah perempuan 64 tahun. Dia adalah istri dari kasus indeks. Dia merawat suaminya selama sakit. Kasus ketiga terjadi pada laki-laki 76 tahun. Pria itu kebetulan dirawat inap di satu kamar dengan kasus indeks sebelum pasien ditempatkan di ruang isolasi. "Jadi, penularan terjadi di rumah sakit kepada sesama pasien yang tadinya dirawat dengan sakit lain," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Kasus keempat adalah perempuan 46 tahun. Wanita itu mengurus ayahnya, yang merupakan pasien MERS CoV pada kasus ketiga. Kasus keempat ini bisa saja tertular langsung dari indeks kasus atau pasien pertama yang dinyatakan positif MERS CoV."Yang mengkhawatirkan bila kasus keempat ini tertular dari kasus ketiga, bisa2 ini semacam penularan berkelanjutan," kata Tjandra.

Kasus kelima dialami seorang dokter laki-laki 50 tahun yang merawat kasus indeks. Hal ini adalah bentuk penularan MERS CoV ke petugas kesehatan yang selama ini sudah beberapa kali ditemui.



Selanjutnya Kasus keenam adalah laki-laki 71 tahun yang dirawat di bangsal yang sama dengan kasus indeks. Kasus Ketujuh adalah penyedia layanan kesehatan 28 tahun yangterlibat dalam perawatan kasus indeks. Kasus kedelapan adalah seorang perawat perempuan 46 tahun yang bekerja di klinik. Kasus kesembilan adalah pasien laki-laki 56 tahun yang dirawat di bangsal yang sama dengan kasus pertama saat ia berada di rumah sakit.



Advertising
Advertising

<!--more-->



Pada kasus kesepuluh dialami seorang pasien wanita 79 tahun yang dirawat di bangsal yang sama dengan kasus indeks. Sama halnya dengan kasus kesebelas. Kasus kesebelas adalah perempuan 49 tahun yang dirawat di rumah sakit dengan pneumonia di bangsal yang sama dengan kasus indeks. "Kasus kesebelas ini jaraknya cukup jauh dari kasus indeks, karena satu perempuan dan satu laki-laki. Walaupun jauh tapi toh bisa tertular juga," katanya.

Selanjutnya, kasus kedua belas adalah laki-laki 49 tahun, suami dari kasus kesebelas. "Ini juga mengkhawatirkan, apakah kasus keduabelas ini tertular dari kasus ke satu, atau tertular dari istrinya," katanya. BIla tertular dari istrinya maka artinya ada penularan berkelanjutan.

Kemudian pada kasus ketigabelas yang telah dikonfirmasi laboratorium di Cina pada tanggal 29 Mei adalah laki-laki berusia 44 tahun. Ia adalah dan anak dari kasus ketiga dan adik dari kasus keempat. Dia tiba di Hong Kong Cina, pada 26 Mei, lalu melakukan perjalanan ke Huizhou melalui pintu masuk di Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong. Tjandra mengaku khawatir apakah dengan bepergian dari Korea Selatan ke Tiongkok akan menularkan penyakit ini ke orang lain di Tiongkok.

Lalu kasus keempatbelas adalah seorang pria 35 tahun yang dirawat di bangsal yang sama dengan kasus pertama. Kasus kelimabelas adalah seorang pria 35 tahun yang ibunya dirawat di rumah sakit yang sama dengan kasus pertama. Pasien kelimabelas ini mengunjungi ibunya setiap hari ketika ia berada di rumah sakit. Jadi, sambil merawat ibunya yang bukan sakit MERS CoV, pasien kelimabekas ini tertular karena datang ke rumah sakit yang ada kasus MERS CoV nya.



Sebagai salah satu dari 17 pakar dunia yang akan melakukan pertemuan terkait MERS CoV ini, ia akan mengamati perkembangan kasus di Korea Selatan yang dikhawatirkan akan menyebar ke Tiongkok. Sebelumnya, secara resmi pemerintah Korea Selatan hari ini melaporkan tambahan 10 kasus MERS CoV ke Badan Kesehatan Dunia. 10 kasus tambahan itu selain dari 15 kasus yang sudah dijelaskan sebelumnya. Tjandra mengatakan sudah dilaporkan 2 kasus yang meninggal di Korea Selatan akibat MERS CoV kali ini

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

39 hari lalu

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan

Baca Selengkapnya

Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

39 hari lalu

Buka Puasa dengan Merokok Bisa Akibatkan Kelelahan, Mual Hingga Penurunan Fungsi jantung

Pakar kesehatan mengingatkan masyarakat untuk tak buka puasa dengan merokok. Apa saja efek buruknya?

Baca Selengkapnya

WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas

20 Februari 2024

WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas

Terdapat empat kasus MERS-CoV yang dikonfirmasi, dua diantaranya berujung pada kematian dan dilaporkan ke WHO oleh Arab Saudi

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Usul Pemerintah Ikuti 5 Langkah Kendalikan Cacar Monyet

5 November 2023

Guru Besar UI Usul Pemerintah Ikuti 5 Langkah Kendalikan Cacar Monyet

Guru Besar FK UI Tjandra Yoga Aditama memberikan 5 saran dalam mengendalikan cacar monyet atau Mpox, yang jumlah kasusnya kian meningkat.

Baca Selengkapnya

Peneliti Jepang Temukan Mikroplastik di Awan, Tjandra: Dapat Picu Kerusakan Paru-paru

6 Oktober 2023

Peneliti Jepang Temukan Mikroplastik di Awan, Tjandra: Dapat Picu Kerusakan Paru-paru

Tjandra Yoga Aditama mengatakan mikroplastik yang kini sudah ditemukan dalam kandungan awan di udara dapat memicu terjadinya kerusakan paru-paru.

Baca Selengkapnya

Pulmonolog Sarankan Pengendalian Polusi Udara Konkret dari Hulu hingga Hilir

25 Agustus 2023

Pulmonolog Sarankan Pengendalian Polusi Udara Konkret dari Hulu hingga Hilir

Tjandra Yoga Aditama mengatakan pengendalian polusi udara di Jabodetabek dan sekitarnya membutuhkan penanganan konkret di sektor hulu dan hilir.

Baca Selengkapnya

Respons Perpres Akhir Pandemi Covid-19, Pakar Usul Pemerintah Membuat Strategi Jangka Panjang

8 Agustus 2023

Respons Perpres Akhir Pandemi Covid-19, Pakar Usul Pemerintah Membuat Strategi Jangka Panjang

Tjandra Yoga Aditama menyambut baik keluarnya Peraturan Presiden (Prepres) nomor 48 tahun 2023 tentang Pengakhiran Penanganan Pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Ahli Minta Pemerintah Indonesia Tak Sepelekan Kematian akibat Virus Oz di Jepang

27 Juni 2023

Ahli Minta Pemerintah Indonesia Tak Sepelekan Kematian akibat Virus Oz di Jepang

Tjandra Yoga Aditama mengimbau Pemerintah Indonesia tidak menyepelekan laporan kematian yang diakibatkan oleh Virus Oz seperti yang terjadi di Jepang.

Baca Selengkapnya

Tetap Lakukan Karantina Kesehatan meski Pandemi Covid-19 Terkendali

31 Januari 2023

Tetap Lakukan Karantina Kesehatan meski Pandemi Covid-19 Terkendali

Pakar mengatakan karantina kesehatan tetap perlu dilakukan meskipun pandemi COVID-19 telah terkendali secara penuh.

Baca Selengkapnya