Rumah Kos Ini Memiliki Kebun di Atap

Reporter

Selasa, 29 September 2015 17:40 WIB

Taman gantung rumah kos, Cipete, Jakarta, 27 September 2015. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah rumah kos di Cipete, Jakarta Selatan didesain dengan konsep perkebunan perkotaan. Walhasil, atap bangunan rancangan arsitek Sigit Kusumawijaya bisa digunakan untuk berkebun.

"Saya memadukan konsep urban farming dengan green architecture," ujar Sigit, seperti ditulis Koran Tempo, Selasa, 29 September 2015. Pakar perkotaan dari Universitas Teknik Delft, Belanda, ini dikenal luas dengan konsep desain hijau.

Kebetulan, empunya rumah merupakan pegiat Indonesia Berkebun, gerakan yang memanfaatkan lahan kosong perkotaan untuk menanam, inisiatif Sigit cs, termasuk Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung. "Hobinya memang berkebun," kata Sigit.

Itu sebabnya, ia merancang atap rumah sebagai kebun sayur. Pada lahan dengan luas 600 meter persegi itu, Sigit mendesain rumah dan kompleks kos dalam satu bangunan berbentuk O. Di tengah rumah, ada tangga akses bagi penghuni kos serta taman yang dilengkapi dengan kolam ikan. "Kebetulan usaha kos menjadi salah satu bisnis yang ditekuni oleh pemilik rumah," tutur dia.

Luas rumah tinggal pun dibuat lebih kecil ketimbang kos dengan 15 kamar itu. Efisiensi ruang disiasati dengan menggabungkan ruang keluarga dengan ruang tamu serta dapur dengan ruang makan. Penghematan ruang juga ditunjukkan lewat tangga yang juga berfungsi sebagai lemari tempat sepatu.

Kamar dua anak ditempatkan di lantai dua di bagian dalam rumah. Dua kamar tersebut akan selalu dilewati orang tua saat menuju kamar tidur utama di lantai tiga, yang dirancang mirip loteng besar. "Tata letak ini memudahkan pengawasan orang tua," ujar Sigit.

Selain itu, privasi dibangun dengan menaruh cermin satu arah pada dinding tangga rumah. Dari kaca itu, cahaya matahari bisa masuk ke rumah sekaligus memberikan kendali pengawasan kepada pemilik rumah untuk mengawasi penghuni kos, yang membayar Rp 2,5 juta per bulan.

Sebagian fasad luar rumah digunakan untuk membikin taman vertikal berisi tanaman hias. Tadinya, pemilik mencoba menggunakan susunan pot sebagai ladang. Namun, belakangan, sang pemilik menggantinya dengan tanaman hias karena dianggap kurang produktif.

Menurut Sigit, desain rumah hijau selama ini lebih banyak ditanami tanaman dekoratif. "Padahal kan bisa juga ditanami tanaman yang bisa dikonsumsi," kata dia.

Konsep pertanian di perkotaan, tutur Sigit, belum populer. Apalagi, masih banyak orang yang menganggap berkebun dan bertani tak punya gengsi. "Buktinya, banyak anak petani yang tak mau lagi bertani," ujarnya. Karena itu, membawa konsep rumah kebun di tengah kota bisa menjadi pengobat.



Konsep ini sudah populer di banyak negara Asia. Arsitek Vo Throng Nghia dari Vietnam, misalnya, merancang taman kanak-kanak lengkap dengan lahan kebun luas pada atapnya. TK di Dong Nai, Vietnam, ini dinobatkan sebagai Building of the Year 2015 versi situs arsitektur ArchDaily. Menurut Nghia, memperkenalkan konsep bertani sejak dini menjadi solusi atas menyempitnya lahan pertanian.



SUBKHAN J. HAKIM

Advertising
Advertising

Berita terkait

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

4 hari lalu

Kisruh Rumah Dinas Puspiptek, Pensiunan Peneliti Pernah Laporkan BRIN ke Kejaksaan Agung

Penghuni rumah dinas Psupiptek Serpong mengaku pernah melaporkan BRIN ke Kejaksaan Agung atas dugaan penyalahgunaan aset negara

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

9 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pria Bermobil Kepergok Curi Bra Wanita di Perumahan Discovery Bintaro Tangerang Selatan

30 hari lalu

Pria Bermobil Kepergok Curi Bra Wanita di Perumahan Discovery Bintaro Tangerang Selatan

Seorang pria pengendara minibus berwarna putih kepergok mencuri pakaian dalam atau bra milik warga. Aksi tersebut dilakukan di Perumahan Discovery Bintaro.

Baca Selengkapnya

Harga Rumah Naik Terus, Bagaimana Cara Belinya? Simak Tipsnya

37 hari lalu

Harga Rumah Naik Terus, Bagaimana Cara Belinya? Simak Tipsnya

Seperti yang diketahui, kini harga rumah naik terus. Lalu, bagaimana cara membelinya? Simak beberapa tipsnya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024

45 hari lalu

Dirut BTN Targetkan Laba Bersih Rp 3,8 Triliun pada 2024

BTN mengklaim memperoleh laba pada 2023 sebesar Rp 3,5 triliun dari kehati-hatian penyaluran kredit cost of credit.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Soal Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran: Bagus, tapi Belum Dibahas

52 hari lalu

Basuki Hadimuljono Soal Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran: Bagus, tapi Belum Dibahas

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengaku belum ada pembicaraan soal program tiga juta rumah yang diusung pemerintah baru.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja di SMF Indonesia, Lulusan Hukum dan Akuntansi Bisa Melamar

54 hari lalu

Lowongan Kerja di SMF Indonesia, Lulusan Hukum dan Akuntansi Bisa Melamar

PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Tbk. atau SMF Indonesia membuka lowongan kerja pada bulan ini.

Baca Selengkapnya

Sebut BTN Contoh Bank Sehat dengan Laba Bersih Rp 3,5 Triliun, Erick Thohir Wanti-wanti Ini ke Direksi dan Komisaris

3 Maret 2024

Sebut BTN Contoh Bank Sehat dengan Laba Bersih Rp 3,5 Triliun, Erick Thohir Wanti-wanti Ini ke Direksi dan Komisaris

Erick Thohir berharap BTN bisa turut membangun ekosistem pembangunan perumahan yang solutif untuk membantu mengatasi backlog perumahan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Pemenuhan Perumahan Rakyat

28 Februari 2024

Bamsoet Dorong Pemenuhan Perumahan Rakyat

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, dipercaya menjadi Dewan Pembina Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra).

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pastikan Insentif PPN Pembelian Rumah Rp 5 Miliar Berlanjut Tahun Ini

30 Januari 2024

Sri Mulyani Pastikan Insentif PPN Pembelian Rumah Rp 5 Miliar Berlanjut Tahun Ini

Sri Mulyani mengatakan saat ini Kementerian Keuangan sedang mengurus regulasinya.

Baca Selengkapnya