Kedai Kopi Indonesia dan Italia, Mana yang Lebih Nyaman?

Reporter

Rabu, 30 September 2015 09:10 WIB

Starbucks Indonesia

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi penggemar kopi, pasti Anda sudah tak asing lagi mendengar kata Starbucks. Ya, perusahaan kopi asal Seattle, Amerika Serikat, ini memang hadir di hampir seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Namun, di negara yang dikenal dengan espresso-nya, Italia, ternyata tidak terdapat coffee shop atau kedai kopi yang telah berdiri sejak 1971 ini. Apa alasannya?

Menurut Giuseppe Trovato, manajer salah satu perusahaan coffee shop di Italia, ada tiga alasan mengapa di negara asalnya tidak akan ditemukan Starbucks.

Pertama, karena ada perbedaan kebiasaan. "Kami tidak duduk di kedai kopi. Bagi kami, orang Italia, kita hanya punya waktu beberapa menit untuk coffee break. Tiga menit masuk ke kedai kopi, pesan dan menunggu kopi, lalu lima menit kembali ke kantor," tuturnya, Selasa, 29 September 2015, di sela Seminar: International Coffee Day di @america, Pacific Place, Jakarta.

Baca juga:
Siapa Lebih Layak Naik Gaji, Ahok atau DPRD?
Si Cantik Pacar Jim Carrey Bunuh Diri: Ini Pesan Terakhirnya

Pria yang berbicara dengan logat Italianya yang kental ini menambahkan, kedai kopi di Italia hanya memiliki sedikit tempat duduk dan memiliki counter yang panjang untuk pelanggannya. Sementara, Starbucks dan kebanyakan kedai kopi di dunia malah sebaliknya.

Giuseppe melanjutkan, di Indonesia atau kebanyakan negara di dunia memiliki barista-barista yang andal. "Mereka membuat kopi dengan hati-hati, mereka menyiapkan kopi dengan pelan dan sesempurna mungkin, mereka juga membersihkan alat-alatnya," kata Trovato. "Kalau kamu melakukan hal sama di Italia, maka kamu akan dipecat," ucapnya sambil tertawa.

Ia mengatakan, tak seperti di negara lain pada umumnya, coffee break di Italia dibatasi waktunya yakni pukul 07.00-08.30, pukul 11.00, dan waktu setelah makan siang. "Kami bekerja seperti robot, kami bahkan tidak melihat ke counter karena kalau Anda menyiapkan kopi lebih dari satu menit, maka pelanggan akan marah, pemilik kedai juga marah," ujar dia.

Tak ketinggalan, ia juga menjelaskan tentang rasa kopi. Secara tidak langsung ia menjelaskan orang Italia lebih mementingkan rasa kopi yang enak daripada kedainya. "Kebanyakan orang yang datang ke Starbucks bukan karena ingin mencicipi kopinya. Anda pergi ke sana karena tempatnya yang nyaman, suasananya yang cozy (nyaman) atau karena di sana adi Wi-Fi gratis," tuturnya. Sementara kedai kopi di Italia, ia melanjutkan, tidak menawarkan fasilitas seperti itu.

DINI TEJA

Berita terkait

Usai Dihujat Pamer Starbucks Tutupi Ka'bah, Zita Anjani Mengaku untuk Pancing Obrolan

6 hari lalu

Usai Dihujat Pamer Starbucks Tutupi Ka'bah, Zita Anjani Mengaku untuk Pancing Obrolan

Zita Anjani membuat unggahan klarifikasi bahwa foto gelas Starbucks yang menutupi Ka'bah adalah upaya untuk memancing obrolan.

Baca Selengkapnya

Inilah 50 Restoran Terbaik Asia 2024

31 hari lalu

Inilah 50 Restoran Terbaik Asia 2024

Acara penghargaan restoran terbaik Asia ini diadakan pada Selasa malam, 26 Maret 2024 di Seoul di Grand InterContinental Seoul Parnas.

Baca Selengkapnya

Dampak Boikot, Pewaralaba Starbucks di Timur Tengah Pecat 2.000 Pekerja

57 hari lalu

Dampak Boikot, Pewaralaba Starbucks di Timur Tengah Pecat 2.000 Pekerja

Pemilik waralaba Starbucks di Timur Tengah pada Selasa mengakui bahwa mereka telah mulai memecat sekitar 2.000 pekerja akibat boikot anti-Israel

Baca Selengkapnya

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

59 hari lalu

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mengumumkan pengunduran diri Direktur Utama, Anthony Cottan. MAPB merupakan pengelola Starbucks di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terdampak Aksi Boikot, Starbucks Indonesia Tegaskan Tak Beri Dukungan Finansial ke Israel

24 Februari 2024

Terdampak Aksi Boikot, Starbucks Indonesia Tegaskan Tak Beri Dukungan Finansial ke Israel

Starbucks Indonesia menyebut tidak memberikan dukungan finansial maupun keuntungan kepada pemerintah atau tentara Israel dengan cara apa pun.

Baca Selengkapnya

Boikot Berhasil, Penjualan McDonald's dan Starbucks Turun

6 Februari 2024

Boikot Berhasil, Penjualan McDonald's dan Starbucks Turun

McDonald's adalah salah satu dari beberapa merek Barat, termasuk Starbucks dan Coca Cola, yang mengalami boikot karena dianggap pro-

Baca Selengkapnya

Marak Aksi Boikot, Starbucks Indonesia Sebut Toko Lebih Sepi dan Mitra Terdampak

1 Februari 2024

Marak Aksi Boikot, Starbucks Indonesia Sebut Toko Lebih Sepi dan Mitra Terdampak

Starbucks menjadi salah satu merek yang terkena dampak kampanye boikot Israel, Malaysia dan negara-negara di Tim

Baca Selengkapnya

Starbucks Buka Gerai Ramah Lingkungan Pertama di Indonesia

28 Januari 2024

Starbucks Buka Gerai Ramah Lingkungan Pertama di Indonesia

Gerai kopi Starbucks di Lebak Bulus ini memiliki fasilitas pengisian daya mobil listrik dan dihiasi dengan karya seni dari limbah plastik.

Baca Selengkapnya

Masih Kena Boikot, Starbucks Tegaskan Tidak Dukung Israel

19 Januari 2024

Masih Kena Boikot, Starbucks Tegaskan Tidak Dukung Israel

Starbucks menegaskan kembali mereka tidak pernah memberikan dukungan kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Yakuza Jadi Buron setelah Tembak Mati Pria di Starbucks

16 Januari 2024

Yakuza Jadi Buron setelah Tembak Mati Pria di Starbucks

Seorang anggota senior sindikat kejahatan Yakuza masuk daftar buronan karena diduga menembak mati seorang pria di sebuah gerai Starbucks di Jepang

Baca Selengkapnya