Kenali Gejala Gangguan Kecemasan Ini

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Kamis, 12 November 2015 23:01 WIB

Para penggemar mencemaskan keadaan Dave Grohl setelah jatuh dari panggung saat konser bersama bandnya Foo Fighters di Gothenburg, Swedia, 12 Juni 2015. Dave jatuh saat melompat ke kerumunan penonton. REUTERS/Erik Abel/TT News Agency

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang mungkin pernah mengalami ganguan kecemasan terhadap sesuatu yang belum terjadi, ada yang bisa hilang cepat, namun ada pula yang berlangsung lama.


Pakar kesehatan jiwa yang juga Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokeran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan Presiden ASEAN Federation of Psychiatry and Mental Health (AFPMH), dr. Danardi Sasrosumihardjo, SpKJ (K) mengatakan gejala ganguan cemas banyak dialami oleh manusia zaman sekarang.


Lingkungan yang dinamis, gaya hidup kaum urban yang serba cepat bisa menjadi faktor penyebab munculnya gangguan kecemasan. Belum lagi ditambah dengan kondisi spesifik yang berkaitan genetik atau kepribadian seseorang.


“Kecemasan merupakan suatu masalah yang berkaitan dengan timbulnya gejala-gejala sistem saraf otonom di dalam tubuh. Biasanya kecemasan itu ditandai dengan dua komponen gejala yaitu gejala fisik dan gejala psikologis,” kata Danardi, Rabu (11 November 2015).


Gejala fisik yang disebabkan oleh kecemasan itu antara lain jantung berdebar, diare, pusing, berkeringat dingin, sesak napas, mual.


Advertising
Advertising

Untuk gejala psikologis, seperti perasaan khawatir, was-was, gugup atau ketakutan.


Dalam praktik sehari-hari, beberapa diagnosis gangguan cemas yang sering ditemukan adalah gangguan cemas menyeluruh, gangguan cemas panik, gangguan obsesif kompulsif, gangguan stres pasca trauma, fobia sosial dan fobia spesifik.


“Sebenarnya, tiap manusia mempunyai karakter dan memiliki berbagai mekanisme defence, di mana akan membentuk pola yang bersangkutan dalam menghadapi kecemasan yang dialami. Jika karakter yang dimiliki positif dan mekanisme defence yang digunakan tepat, maka individu tersebut bisa menghadapi dan mengendalikan gangguan dengan baik, namun apabila terjadi kebalikannya maka bisa menimbulkan rasa kecemasan atau ketegangan yang terus-menerus,” tambah Danardi.


Sementara itu, dr. Andri, SpKJ, FAPM, Psikiater dari Klinik Psikosomatik Rumah Sakit Omni Alam Sutera Tangerang mengatakan beberapa gejala kecemasan terjadi pada pasien dengan diagnosis gangguan jiwa lainnya seperti gangguan depresi.


Gejala cemas pada depresi, katanya, meningkatkan kemungkinan bunuh diri, berkurangnya kemampuan fungsional di pekerjaan, respon yang kurang baik dari terapinya, adanya gejala-gejala fisik yang tidak bisa dijelaskan secara medis (psikosomatik).


Padahal dengan diagnosis yang tepat dan cepat, kualitas hidup pasien bisa diperbaiki. Terapi pada praktek psikiatri bisa dengan menggunakan obat dan dengan tanpa obat. Kombinasi dari terapi psikofarmakologi (obat) dan psikoterapi dapat diterapkan bersamaan kepada pasien yang mengalami masalah gangguan jiwa.


Selain dengan terapi obat, ada yang dapat dilakukan dengan terapi non farmakologi antara lain konseling, psikoterapi spporty, cocnitive behavior theraphy, psikoanalitik, transaksi analisis, hipnoterapi, terapi rilaksasi, terapi keluarga, terapi motivasi.



BISNIS

Berita terkait

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

28 hari lalu

Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

Baca Selengkapnya

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.

Baca Selengkapnya

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.

Baca Selengkapnya

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.

Baca Selengkapnya

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan

Baca Selengkapnya

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.

Baca Selengkapnya

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.

Baca Selengkapnya

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.

Baca Selengkapnya

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?

Baca Selengkapnya

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.

Baca Selengkapnya