Ini Alasan Kenapa Wanita Sekarang Lebih Pilih-pilih Pasangan

Reporter

Rabu, 23 Desember 2015 07:30 WIB

womenonline.co.cc

TEMPO.CO, Jakarta - Bila di era 80-an dan 90-an konsep lajang kerap dinilai sebagai nasib buruk yang tak bisa diubah, di era 2000-an hal itu berubah karena terjadi tren baru dalam memaknai konsep lajang. Perempuan juga menjadi lebih pemilih untuk menentukan pasangan.

Psikolog Roslina Verauli mengatakan terdapat tren baru memaknai konsep lajang. Berbeda dengan beberapa dekade lalu, yakni melajang di usia 20 tahun bagi perempuan seperti aib. Namun di era 2000-an, melajang bukan sekadar karena tak laku, tapi karena pilihan.

Perempuan masa kini, katanya, lebih pemilih. Daripada mereka harus menjalani hubungan bersama pria yang tak sepadan, mereka memilih untuk tetap melajang. Pasalnya, mereka tak mau menurunkan standar hanya demi mendapat pasangan. "Remain single itu bukan enggak laku. Tapi mereka memilih lebih baik single daripada marry down atau mendapat pasangan yang enggak sepadan," katanya di sela acara peluncuran buku ParenThink pada Selasa, 22 Desember 2015.

Hal itu terjadi akibat beberapa faktor, seperti tingkat pendidikan perempuan yang lebih baik, peluang karier yang semakin luas, dan revolusi seksual. Tingginya pendidikan perempuan akan memperluas jenjang kariernya. Dengan begitu, pilihan bisa semakin beragam.

Sementara itu, revolusi seksual memandang kebutuhan seksual yang biasanya baru terpenuhi setelah menikah ternyata bisa didapat tanpa harus meninggalkan status lajang. "Pendidikan makin tinggi, peluang karier makin luas, revolusi seksual membuat single jadi pilihan," katanya.

Apalagi di usia 20-an, baik perempuan maupun pria mencari dua hal, yakni relasi yang bisa berujung pada hubungan intim dan karier. Bila salah satu saja bisa didapatkan, mereka yang berada di usia ini cukup puas dengan hidupnya. Kepuasan tertinggi, katanya, diperoleh saat kedua hal ini didapat.

Dengan demikian, perempuan yang memilih tetap melajang belum tentu merasa kesepian. "Alone and lonely belum tentu. Ketika pencapaian karier memuaskan dan value tinggi, belum tentu dia kesepian," katanya.




BISNIS.COM

Berita terkait

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

56 hari lalu

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

Sejumlah gagasan yang disampaikan Puan diadopsi pada joint statement di KTT Ketua Parlemen Perempuan.

Baca Selengkapnya

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

57 hari lalu

International Women's Day Jogja 2024, Srikandi UGM: Rebut Kembali Hak Perempuan yang Tidak Diperjuangkan Pejabat Negara

Peringatan International Women's Day Jogja 2024, Ketua Divisi Aksi dan Propaganda Srikandi UGM sebut mengusung tema "Mari Kak Rebut Kembali!"

Baca Selengkapnya

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

8 Desember 2023

6 Negara yang Aman untuk Solo Traveling Perempuan

Melakukan solo traveling untuk perempuan kini bukanlah hal yang mustahil. Berikut ini rekomendasi negara yang aman untuk solo traveling perempuan.

Baca Selengkapnya

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

25 November 2023

Nasabah PNM Mekaar Aceh Menjadi Teladan Pemecahan KDRT

Kisah Juliana soal perempuan dan perjuangan atas hak-haknya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

11 Oktober 2023

Indonesia Kembali Terpilih Jadi Anggota Dewan HAM PBB, Peroleh Suara Tertinggi

Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan HAM PBB periode 2023 - 2026 dengan perolehan suara tertinggi sepanjang sejarah pencalonannya.

Baca Selengkapnya

Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

7 Oktober 2023

Aktivis Perempuan Peroleh Nobel Perdamaian 2023, Begini Perlakuan Iran terhadap Wanita

Penganugerahan Nobel Perdamaian kepada aktivis yang dipenjara, Narges Mohammadi, telah meningkatkan pengawasan terhadap hak-hak perempuan di Iran.

Baca Selengkapnya

Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

6 Oktober 2023

Narges Mohammadi, Aktivis Iran yang Dipenjara, Menang Nobel Perdamaian 2023

Narges Mohammadi, aktivis hak perempuan asal Iran yang kini masih dipenjara, memenangkan Penghargaan Nobel Perdamaian 2023.

Baca Selengkapnya

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

5 Oktober 2023

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

Pilpres yang sedang berlangsung di Argentina menyoroti debat tentang hak perempuan dan akses aborsi.

Baca Selengkapnya

7 Film Inspiratif tentang Kesetaraan Gender, He Named Me Malala Salah Satunya

16 Juni 2023

7 Film Inspiratif tentang Kesetaraan Gender, He Named Me Malala Salah Satunya

Kesetaraan gender adalah isu yang terus diperjuangkan di seluruh dunia. Film memiliki kekuatan untuk mengangkat isu-isu sosial ini. Apa saja?

Baca Selengkapnya

KPU dan Komnas Perempuan Niat Hadirkan Pemilu 2024 yang Ramah Perempuan dan Inklusif

2 Juni 2023

KPU dan Komnas Perempuan Niat Hadirkan Pemilu 2024 yang Ramah Perempuan dan Inklusif

KPU dan Komnas perempuan bertemu untuk bicarakan Pemilu 2024 yang ramah perempuan dan inklusif. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya