TEMPO.CO, Jakarta - Film Deadpool saat ini membuat ramai jagat media sosial. Banyak yang mengingatkan, bahwa film yang menampilkan aktor tampan Ryan Reynolds berbahaya untuk anak-anak. Banyak konten dewasa--kalau tidak mau dikatakan terlalu vulgar--dalam film keluaran Marvel ini.
Munculnya banyak peringatan tentang Deadpool ini tidak lain disebabkan oleh kebiasaan kebanyakan orang tua di Indonesia yang kerap menjadikan film superhero sebagai ajang rekreasi bareng keluarga.
Apalagi penampakan karakter Deadpool, sepintas, sungguh mirip superhero. Maka terjadilah. Banyak orang tua dan anak-anaknya menonton Deadpool. "Padahal jelas, lho, rating (klasifikasi batas usia penonton) Deadpool di poster atau sinopsisnya," kata Anna Surti Ariani, psikolog anak dan keluarga. "Lain kali orang tua harus lebih teliti," imbuh Nina, sapaan akrabnya.
Namun jika situasinya sudah terlanjur, orang tua dan anak-anaknya sudah duduk manis di depan layar yang memutar Deadpool, maka pada adegan-adegan yang mengandung pornografi dan agresivitas, mata anak-anak bisa langsung ditutup. "Tutup saja mata anak kita. Bilang kalau bagian itu tidak boleh ditonton," ujar Nina.
Jika adegan terlarang berjalan beberapa kali, maka tidak ada toleransi lagi. Segera ajak anak keluar dan jelaskan bahwa ternyata film tersebut bukan buat anak-anak. Sehingga mereka tidak boleh menonton.
Kalau anak protes dan memaksa tetap tinggal, teruskan untuk menutup mata mereka setiap kali muncul adegan yang tidak berkenan. "Toh, akhirnya mereka akan tidak betah. Keluar dari bioskop, alihkan dengan mengajak anak ke tempat makan atau main," Nina menyarankan.
Setelah anak-anak lebih tenang dan bisa duduk manis, pada anak yang besar, tanyakan apa saja yang mereka lihat tadi dan tanyakan pendapat mereka.
"Anda bisa mengajukan pertanyaan seperti, 'menurut kamu baik, enggak film tadi? Layak tidak?' Diskusikan secara terbuka. Sekalian ambil kesempatan ini untuk mengedukasi mereka," pungkas Nina.
Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel
37 hari lalu
Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel
Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.