Begini Rancangan Trio Hartanto Menuju Pasar Global

Reporter

Senin, 15 Februari 2016 04:24 WIB

Gaun rancangan Peggy Hartanto yang dikenakan aktris Odette Annable di ajang Golden Globes After Party (12/1). Redcarpet-fashionawards.com

TEMPO.CO, Surabaya -Tujuh menit menjadi selang waktu penentu status kakak yang diperoleh Peggy Hartanto, 27 tahun silam. Jeda 420 detik itu menjadikan jarak usia yang sangat tipis dari sang adik, Petty Hartanto. "Sebagian besar orang tak sadar kalau kami kembar," ujar Petty kepada Tempo di Artotel Surabaya, Kamis pekan lalu.

Bersama Peggy, juga si sulung Lydia Hartanto, tiga dara bersaudara ini merupakan pengelola label Peggy Hartanto. Nama Peggy sudah dikenal luas oleh publik mode Indonesia. Akhir tahun lalu, majalah mode Dewi bahkan menyematkan gelar Dewi Fashion Knights pada Peggy. "Sejak awal label ini dimulai, kami tidak pernah meminta uang dari orang tua. Semuanya modal sendiri," kata Peggy, yang diamini dua saudarinya.

"Tak ada bantuan modal dari orang tua, meskipun ayah kami adalah pemilik perusahaan mesin pengemasan di Surabaya," ujar Lydia, menambahkan.

Tiga saudari ini ingin menepis anggapan bahwa mereka adalah gadis-gadis kaya yang iseng terjun membikin label pakaian. "Saya dulu mulai dari desain gaun made-to-order seusai saya kuliah dan mulai bekerja pada desainer Australia, Collette Dinnigan," ujar Peggy.

Hasil jualan baju-baju made-to-order sejak 2010 itulah yang menjadi modal awal mereka mendirikan label Peggy Hartanto pada 2011. Gaun-gaun cocktail karya Peggy--ia lulusan Raffless College of Fashion and Commerce Australia--awalnya hanya dibikin untuk dikenakan sendiri. "Tadinya aku bikin hanya untuk keluarga waktu ulang tahun pernikahan orang tua," ujar Peggy.

Belakangan, banyak orang menginginkan gaun itu dan mulai memesan. Saat mereka meluncurkan label ini pada 2011, tiga bersaudari ini mulai membagi beban kerja. "Semua terjadi secara organik," ujar Lydia, yang terpaut dua tahun lebih tua dari dua adiknya.

Sementara Peggy menangani desain--dan cenderung tak mau diganggu gugat jika sedang bekerja--saudara kembarnya, Petty, yang juga berkuliah di Australia, menangani urusan visualisasi brand, misalnya urusan pemotretan hingga media sosial. Sedangkan Lydia, yang lulusan manajemen dan bisnis dari Universitas Kristen Petra Surabaya, menangani urusan pemasaran hingga penjualan.

Bagi mereka, bekerja dengan saudara sendiri justru tak mudah. "Malah kami sering berantem dan silang pendapat," kata Petty. Contohnya soal urusan pemilihan jenis dan ukuran huruf yang bakal digunakan untuk media sosial. "Dia nih kadang lebih suka pakai huruf yang kecil, padahal kan nanti enggak kebaca sama orang," ujar Lydia, menunjuk Petty. Yang ditunjuk pun hanya nyengir menghadapi kata-kata kakaknya itu.

Memegang penuh bisnis mode tanpa campur tangan orang tua--kecuali meminjam sebagian rumah tinggal untuk workshop--mereka juga menghadapi konsekuensi lain. "Ini jadi pekerjaan 24 jam. Benar-benar enggak tahu waktu. Kalau tiba-tiba ada ide atau pekerjaan mendesak, kami sama-sama bisa langsung menerobos ke kamar masing-masing," ujar Petty. Prinsip kerja tanpa waktu itu juga mereka tunjukkan selama wawancara. Jika ada telepon penting dan harus diangkat, mereka pun minta izin untuk mengangkatnya.

Hasil usaha mereka tidak sia-sia. Sejak diluncurkan pada 2011, baju karya Peggy Hartanto sudah pernah dikenakan oleh aktris Bella Thorne hingga presenter acara mode Giuliana Rancic. Desain Peggy kini juga sudah bisa ditemui di kawasan Timur Tengah, Singapura, hingga Jepang, selain bisa dipesan lewat situs daring mereka.
Empat musim mengikuti Paris Fashion Week, label ini belum pernah pulang dengan tangan hampa. "Untungnya, setiap musim selalu ada saja buyer," kata Peggy. Dia kini mempersiapkan musim kelima untuk ikut dalam ruang pamer di pekan mode.

Koleksi terbaru Peggy Hartanto yang bakal diluncurkan di Paris, Maret mendatang, bakal terinspirasi dari dongeng dengan tokoh peri. "Akan ada bentuk-bentuk serangga di sana," kata Peggy. Bukan kali ini saja Peggy terinspirasi oleh alam. Musim sebelumnya, dia mengeksplorasi bentuk sirip ikan sebagai inspirasi utamanya.
Hal itu ia lakukan setelah membikin koleksi yang terinspirasi dari batu alam. Ciri utamanya tetap pada garis desain yang bersih, serta potongan dan jahitan rapi. Karakter khas lainnya adalah baju yang sedikit seksi tanpa kelihatan murahan, dan tetap menonjol meskipun tanpa taburan kristal atau payet.

Desain baju-baju Peggy, belakangan, banyak ditiru. Apalagi sejak baju mereka banyak dikenakan pesohor. Mulai dari desainer kelas tukang jahit di Surabaya hingga sosialita yang punya modal besar ramai-ramai meniru desainnya. Frustrasikah mereka oleh penjiplakan itu? "Sebenarnya sih, kalau sampai ditiru, kami menganggap desain itu sukses. Sebelum memulai label ini, 'dijiplak' juga menjadi salah satu wish list kami," kata Lydia.

Meskipun masih muda, trio Hartanto mampu menunjukkan bahwa mereka adalah generasi baru industri mode Indonesia yang tengah mekar dan punya target menjadi label kelas dunia. "Kami ingin sekali membawa produk kami ke New York Fashion Week. Alasannya, karena banyak pembeli online kami dari sana," kata Peggy.

SUBKHAN J. HAKIM

Berita terkait

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

3 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

5 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

19 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

39 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.

Baca Selengkapnya

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya

Baca Selengkapnya

Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

6 November 2023

Ada Beasiswa Gandeng Kampus Top Jatim, Mengapa Banyak yang Tak Memanfaatkan?

Pimpinan DPRD Kota Surabaya meminta pemerintah kota setempat menjalankan program unggulan Beasiswa Pemuda Tangguh untuk jenjang SMA.

Baca Selengkapnya

Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

25 Oktober 2023

Piala Dunia U-17 2023: Penguat Sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo Mulai Dipasang

Pemerintah Kota Surabaya dan provider memasang penguat sinyal di Stadion Gelora Bung Tomo menjelang Piala Dunia U-17 2023.

Baca Selengkapnya

Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

26 September 2023

Bahagia Bocah Trenggalek, Raih Gelar Doktor Fisika ITS di Usia 27 Tahun

Kebahagiaan menghampiri Vinda Zakiyatuz Zulfa, 27 tahun, yang meraih gelar doktor bidang fisika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS.

Baca Selengkapnya