Franz Magniz: LGBT Adalah Kelompok yang Harus Dihormati
Editor
Saroh mutaya
Rabu, 17 Februari 2016 15:11 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Rohaniwan Franz Magnis Suseno, atau akrab disapa Romo Magnis, mengatakan bahwa kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) merupakan bagian dari masyarakat yang harus dihormati dan tidak boleh didiskriminasi.
"Mereka bagian dari masyarakat yang punya kekhususan. Kita harus hormati mereka sebagai bagian dari masyarakat, jangan diskriminasi mereka," kata Romo Magnis, Rabu, 17 Februari 2016. Menurut Romo Magnis, tidak ada penularan dalam orientasi seksual yang merupakan urusan privat setiap individu.
Direktur Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara itu mengatakan bahwa orientasi seksual adalah sesuatu yang ditemukan manusia saat menjadi dewasa. "Kebanyakan orang secara otomatis memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis, tapi ada juga orang yang mungkin 5 persen atau lebih secara alami tertarik kepada sejenis," ujarnya.
"Itu tentu berbeda dari yang lain, tapi harus diterima sebagai fakta. Kita tidak bisa mengubah hal alamiah dari seseorang. Kita tidak berhak mendiskriminasikan orang karena perbedaan alamiah," tuturnya.
Dia juga mengatakan bahwa identitas seksual tidak terus dibawa-bawa dalam kehidupan profesional atau saat berkomunikasi dengan seseorang. "Kita tidak mungkin terus-menerus membawa identitas seksual kita atau kalau ketemu orang bertanya orientasi seksnya gimana," ucapnya.
Franz juga mengecam pembubaran diskusi bertemakan LGBT yang dilakukan di sejumlah tempat, termasuk universitas. "Saya sangat tidak setuju kalau pertemuan mereka dibubarkan, di bawah paksaan kelompok ekstremis dan teroris sangat memalukan. Universitas itu tempat yang cocok untuk membicarakan hal-hal kontroversial. Jangan dilarang, itu kekanak-kanakan," tuturnya.
Meskipun demikian, Romo Magnis menolak tegas pelegalan perkawinan sejenis karena, menurut dia, orientasi seksual merupakan urusan pribadi, bukan urusan negara. "Perkawinan sejenis tidak masuk akal. Perkawinan merupakan persatuan yang menghasilkan keturunan. Karena itu, masyarakat berkepentingan untuk melindungi, melindungi keluarga, mengadakan upacara pernikahan resmi," katanya.
"Kepentingan itu tidak ada dalam hal persatuan antara dua laki-laki atau dua perempuan. Perkawinan homoseks itu tidak masuk akal sama sekali. Namun apa yang dilakukan dua orang atas kemauan sendiri dalam privasi bukan urusan negara dan orang lain," ujar Romo Magnis.
BISNIS