TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Krisdayanti memaknai Hari Kartini tak sekadar sebuah peringatan. Ibu dari dua orang putra dan dua orang putri itu melihat karakter Kartini patut ditiru dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Bagi saya, sebetulnya 21 April bukan hanya ceremonial, melainkan kita melihat sosok Kartini setiap tahun, di umur kita yang semakin dewasa. Pemahamannya juga semakin besar. Ternyata, betapa besar keinginan Kartini untuk maju," kata Krisdayanti saat ditemui baru-baru ini di Jakarta.

Dia melihat semangat Kartini ada pada perempuan-perempuan masa kini, bahkan lintas generasi, dan lintas negeri. Salah satunya, ujar dia, aktivis perempuan asal Pakistan, Malala Yousafzai.

"Sekarang ada Malala di Paskitan, di usianya yang 16 tahun, sampai dia ditembak Taliban karena menyuarakan keinginannya kepada dunia agar di negaranya perempuan bisa sekolah," ujar Krisdayanti.

"Jadi upaya itu bisa dilakukan oleh semua perempuan di dunia, sama seperti perempuan di Indonesia. Walaupun jadi istri, lalu mencari (uang) tambahan dengan bekerja, mereka sudah menjadi pahlawan buat dirinya, buat rumah, dan keluarganya," ucapnya.

Jebolan kompetisi tarik suara Asia Bagus itu tak memungkiri dan menganggap wajar bila hampir semua perempuan saat ini, utamanya yang berada di kota besar, bekerja karena himpitan ekonomi. Di saat itulah, menurut dia, dibutuhkan pengertian suami.

"Bohong kalau semua wanita di kota-kota maju enggak bekerja. Suami dan istri dua-duanya kerja saja kadang masih kurang," kata perempuan yang akrab disapa KD itu.

"Suami merasa tidak dihargai karena harus bergantian menjaga anak dengan isteri, jadi kita semua, di era globalisasi, harus satu, saling mendukung," ucapnya.

Dia berpesan kepada seluruh perempuan agar menjadi pahlawan, setidaknya untuk dirinya sendiri. "Selamat Hari Kartini untuk seluruh ibu di Indonesia. Tetap menyuarakan keinginan untuk menjadi wanita yang terbaik untuk diri Anda sendiri maupun untuk keluarga," kata KD.

ANTARA