Sejumlah peragawati membawakan koleksi terbaru Oscar Lawalata bertajuk "My Name Is Asia" dalam JFFF 2015 di Jakarta, 25 Mei 2015. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Perancang busana Oscar Lawalata mendapat kesempatan untuk menampilkan rancangannya di panggung Los Angeles Fashion Week (LAFW) 2016 pekan lalu. Saat ditemui di Grand Indonesia, Oscar mengatakan ada yang menarik dalam perhelatan parade fesyen di pusat hiburan dunia tersebut.
"Berada LA itu sangat berbeda karena di sini mereka punya kultur sendiri," katanya setelah jumpa pers perayaan ulang tahun Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta Pusat, pada Senin, 10 Oktober 2016.
Menurut dia, perbedaan kultur terbilang sangat mencolok tidak hanya dengan perhelatan yang biasa dilakukan di Asia, tapi juga di Eropa."Kebetulan Los Angeles itu adalah pusat hiburan, sedangkan kalau di Asia atau Eropa, biasanya fashion show dilakukan di pusat-pusat mode," ujar putra pasangan Reggy Lawalata dan Alexander Polli ini.
Meski demikian, menurut dia, para pencinta mode di Los Angeles sangat antusias dengan presentasi yang ia suguhkan. "Di sana misinya lebih menonjolkan kultur Indonesia dan memperlihatkan awareness kita tentang dunia fesyen," ujar Oscar.
Terlebih, ia juga memberikan sentuhan modern pada seluruh rancangan yang ia tampilkan dalam perhelatan yang dilakukan pada Minggu malam, 2 Oktober 2016, waktu setempat. "Tak hanya menonjolkan elemen Indonesia yang dipakai, saya juga menyesuaikan dengan elemen yang ada di sana," kata pria berdarah Manado-Maluku ini.
Dalam LAFW 2016 Oscar menampilkan 36 busana ready-to-wear dengan sentuhan warna-warna bumi dari hijau muda, khaki, hingga cokelat tua. Namun pada beberapa rancangan juga diberikan sentuhan warna-warna berani, seperti merah dan oranye, sehingga menampilkan presentasi yang tidak membosankan. Kemudian Oscar juga menghadirkan karya dengan sentuhan Indonesia yang sangat kental melalui corak batik.