Wirausahawan Sosial Indonesia Menang di Ajang YSE 2016

Reporter

Rabu, 26 Oktober 2016 17:12 WIB

Ilustrasi kain batik. Shutterstock

TEMPO.CO, Singapura - Tim wirausahawan sosial Kama Batik yang beranggotakan Ajeng Hilarysa Pramesti, Dyah Rasyid, dan Novi Anathasya Purba berhasil menjadi salah satu tim yang memenangi program Young Social Entrepreneurs (YSE) yang diselenggarakan oleh Singapore International Foundation (SIF). Dengan kemenangan ini, Kama Batik memperoleh pendanaan sebesar Sin$ 20 ribu (Rp 187 juta)

Gagasan bisnis yang diajukan oleh Kama Batik bertujuan mengumpulkan dan mendaur ulang sampah perusahaan batik dan mendaur ulangnya untuk menghasilkan produk-produk seperti kalung, gelang, tas, dan hiasan rambut. Dalam prosesnya, mereka akan mengadakan sesi pelatihan berkala bagi para wanita pengangguran untuk dapat dipekerjakan.

Dalam acara penutupan Senin, 24 Oktober 2016, lalu di Singapura, Novi Anathasya, 22 tahun menyatakan keterampilan bisnis dan pengetahuan diperoleh melalui program YSE akan berperan penting dalam pertumbuhan bisnis Kama Batik. “Persahabatan selama delapan bulan ini juga membuat saya sadar tidak sendirian dalam menciptakan manfaat sosial melalui kewirausahaan,” tuturnya.

Tim lainnya yang juga memenangi program ini adalah NOMAD dari Singapura yang beranggotakan Muhammad Haziq Bin Mohd Rashid dan Mohd Nasrul Bin Rohmat. Tim ini menggagas kerja sama antara seniman lokal dan masyarakat pedesaan di India untuk menciptakan produk kerajinan tangan nan unik. Kerajinan tangan tersebut akan dijual kepada pelanggan yang lebih luas.

Lalu tim Praxium yang juga dari Singapura yang dipimpin oleh Louis Puah merancang proyek yang berpusat pada karier yang sesuai dengan ketertarikan pemuda berusia 14-18 tahun. Gagasan ini didukung oleh para profesional industri yang bertindak sebagai mentor dan pelatih. Setiap proyek berujung pada produk atau acara yang memberi para pelajar sesuatu yang bernilai.

Tim Singapura lainnya adalah PsychKick yang beranggotakan Shafiqah Nurul Afiqah Binte Ramani dan Sayid Hafiz Bin Sayid Zin. Tim ini menggagas pembuatan aplikasi telepon pintar sebagai tambahan bagi pendekatan tradisional dalam membantu klien maupun terapis perawatan kesehatan.

Adapun tim Saadhan asal India yang beranggotakan Mohit Dave dan Pranav Harshe berniat membeli hasil tani sehat dari petani, mengolahnya, menyediakan layanan pemasaran, dan menciptakan rantai pasokan yang aman untuk pasar-pasar di Gujarat Selatan dan Maharashtra Utara. Hal ini memungkinkan petani meningkatkan pendapatan mereka.

Karen Ngui, juri utama dan Gubernur SIF mengatakan, generasi muda adalah katalis perubahan global. Banyak dari mereka sangat inovatif dan digerakkan oleh tujuan sosial yang kuat. Saat bersatu, anak-anak muda dapat menjadi agen kunci bagi dampak sosial yang positif. “Program YSE memperkuat hubungan internasional ini dan menjembatani perbedaan budaya untuk mendorong pertukaran gagasan,” ujarnya.

Total tim yang mengikuti program YSE ada sebanyak 15 tim yang beranggotakan 35 orang. Para wirausahawan sosial muda ini kemudian belajar selama delapan bulan dengan materi program bimbingan, kunjungan belajar ke luar negeri, hingga acara Pitching for Change pada Senin lalu yang memberi kesempatan kepada tim untuk mempresentasikan beragam gagasan bisnis kepada dewan juri.

Seluruh tim mewakili delapan negara yakni Azerbaijan, Filipina, India, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Yaman. Mereka terpilih dari 114 peserta awal lokakarya YSE 2016 yang diadakan pada Maret tahun ini.

Dalam perjalanannya, semua tim mendapatkan bimbingan dari sejumlah relawan pembimbing dari McKinsey & Company dan Temasek International. Para pembuat perubahan muda ini juga mendapat kesempatan belajar dari para wirausahawan sosial sukses, akademisi, serta pemimpin industri dari beberapa perusahaan.

EFRI RITONGA



Berita terkait

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

14 jam lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

1 hari lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

2 hari lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

3 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

4 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

5 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

5 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

5 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

6 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

6 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya