Drone Mana Pilihan Anda?  

Reporter

Editor

Susandijani

Jumat, 6 Januari 2017 07:00 WIB

Seorang pengunjung memegang QH micro quadcopter, sebuah drone berukuran sangat kecil. Teknologi ini dikembangkan oleh Lian Sheng, perusahaan teknologi asal Tiongkok. Hanover, Jerman, 16 Maret 2015. Sean Gallup / Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan drone dalam beberapa tahun terakhir telah menarik minat banyak orang, baik untuk memantau kondisi lalu lintas, keperluan fotografi, atau pehobi lainnya.

Namun, drone yang ada selama ini biasanya berukuran besar dan berat. Hal ini menjadi kendala tersendiri terutama bagi fotografer, videografer, atau jurnalis yang menggunakan drone untuk memotret kondisi sekitar.

Untungnya, saat ini sudah muncul generasi drone baru yang ukurannya lebih kecil. The Verge melaporkan generasi drone itu mampu menampilkan gambar dengan resolusi tinggi secara stabil dan baterai yang dapat bertahan 20 menit atau lebih.

The Verge mengulas dua drone yang baru diluncurkan sekitar dua pekan lalu, yaitu DJI Mavic Pro dan GoPro Karma. Mavic disebut lebih powerful, tapi Karma menawarkan spesifikasi yang lebih fleksibel dalam menangkap gambar ketika berpetualang.

Sayangnya, Karma telah di-recall oleh GoPro karena tidak beroperasi dengan semestinya. Sehingga, Mavic Pro dianggap lebih unggul kali ini.

Berikut review lengkap beberapa drone seperti dilansir The Verge, baru-baru ini:

DJI Mavic
Mavic Pro adalah drone yang luar biasa karena ukurannya pas dan bentuknya fungsional. Hal ini membuat perangkat tersebut mudah dibawa-bawa dan tidak mengintimidasi ketika diterbangkan.

Gambar yang dihasilkan sangat baik, dapat bertahan selama 27 menit, dan dapat terbang sejauh 4 mil.

Perangkat ini memiliki sensor optik yang membuatnya bisa melihat rintangan di depannya, sehingga drone tersebut dapat menghindarinya secara otomatis atau mengerem jika ruang geraknya terlalu sempit.

Sensor optik itu juga membuat drone pintar ini dapat mendarat dengan lebih aman meski tanpa sinyal GPS.

Mavic bisa melacak objek yang ingin dilihat dan memberikan beberapa opsi yang memungkinkan penggunanya memotret dengan angle yang unik. Mavic pun bisa diterbangkan dengan remote, ponsel atau gawai lainnya, atau kombinasi keduanya. Ukurannya yang kecil pun tidak menghalangi drone ini untuk bisa beraksi dengan kecepatan 40 mil per jam.

Namun, ukurannya yang kecil menjadi kendala ketika melakukan pendaratan dan membuatnya lebih rentan terdorong oleh angin kencang.

Untuk para profesional yang membutuhkan gambar dengan kualitas tinggi, drone berukuran besar kemungkinan lebih cocok. Tetapi, bagi pengguna yang tidak memerlukan kualitas terlalu tinggi, Mavic adalah pilihan yang tepat.

Yuneec Typhoon H
Typhoon H diperkenalkan oleh Intel awal tahun ini, tapi tampaknya tenggelam dengan cukup cepat.

Perangkat tersebut dapat menangkap gambar yang bersih dan mulus serta memiliki umur baterai yang cukup lama, tapi kualitas gambarnya tidak jauh berbeda dengan drone yang lebih murah dan berukuran lebih kecil.

Ukurannya pun lebih besar dibandingkan Mavic sehingga cukup merepotkan ketika dibawa bepergian.

Namun, drone ini lebih stabil menghadapi angin kencang karena memiliki 6 rotor. Kelebihan itu juga membuatnya tetap stabil di udara dan mendarat dengan aman jika salah satu rotornya hilang atau rusak.

Seperti halnya Mavic, Typhoon H mempunyai sensor yang membuatnya dapat menghindari rintangan dan lebih stabil ketika mendarat.

BISNIS.COM

Berita terkait

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

10 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

11 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

12 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

35 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

38 hari lalu

Login ke Telegram Bisa Tanpa Sinyal, Waspadai Bahayanya

Skema login baru membuat Telegram bisa diakses di luar daerah bersinyal. Namun, di baliknya ada risiko peretasan.

Baca Selengkapnya

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

38 hari lalu

Grab Jadi Perusahaan Teknologi Pertama yang Peroleh Sertifikasi Kepatuhan Persaingan Usaha dari KPPU

KPPU memberikan Sertifikat Penetapan Program Kepatuhan Persaingan Usaha kepada PT Grab Teknologi Indonesia atau Grab.

Baca Selengkapnya

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

39 hari lalu

10 Rekomendasi Laptop Rp 3 Jutaan Terbaru dengan Fitur Lengkap

Berikut ini deretan rekomendasi laptop Rp3 jutaan dengan fitur lengkap dari berbagai merek, mulai dari Asus, Axioo, HP, hingga Lenovo.

Baca Selengkapnya

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

43 hari lalu

Pegiat Teknologi: Notion Mudahkan Tugas dan Proyek

Kemampuan Notion terlihat dalam kesanggupannya menyediakan lingkungan kerja yang terintegrasi.

Baca Selengkapnya

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

48 hari lalu

Masih Pakai Kuli Panggul, Ombudsman Minta Bulog Adopsi Teknologi untuk Percepat Bongkar Muat

Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengkritik pengiriman dan bongkar muat beras impor oleh Bulog yang terbilang lama.

Baca Selengkapnya

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

52 hari lalu

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri