Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan sarung tenun secara tradisional di sebuah rumah industri di desa Morowudi, Gresik, Kamis (7/26). Sarung tenun khas kota Gresik yang kaya akan warna dan motif alam ini didistribusikan ke sejumlah wilayah di Indonesia serta ke Brunei dan Timur Tengah. Setiap Ramadan permintaan sarung tenun dari pasar lokal selalu meningkat hingga 20 persen. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta -Sarung atau sepotong kain lebar berbahan katun, poliester atau bahkan sutera yang dililit di pinggang hingga bagian bawah tubuh telah lama dikenal masyarakat di Indonesia dan sekitar pulau-pulau Pasifik.
Di Indonesia, penggunaan sarung identik dengan umat muslim saat beribadah dan sebagai pelengkap busana daerah tertentu. Sarung bahkan pernah menjadi simbol perjuangan melawan budaya Barat yang dibawa para penjajah.
Namun, sarung nyatanya tak semata menjadi bagian dari pelengkap pakaian atau ibadah saja. Berikut fakta unik penggunan sarung di Indonesia:
1. Ayunan anak Di beberapa daerah, sarung dijadikan ayunan anak-anak bila tak ada ayunan kelambu. Tak hanya itu, anak-anak juga memanfaatkan sarung yang dikenakan ayahnya untuk berayun-ayun. Anda pernah melakukannya kala kecil dulu?
2. Topeng ninja Di era 90-an, anak-anak memodifikasi sarung untuk dijadikan penutup kepala saat bermain peran sebagai ninja layaknya di Jepang. Mereka melompat ke sana kemari mengenakan topeng ninja berbahan sarung.
3. Senjata Dalam kisah pendekar-pendekar Betawi, sarung kerapkali digunakan sebagai senjata. Anak-anak juga menggunakan sarung saat bermain perang-perangan seusai solat. Biasanya mereka akan mengepalkan sarung untuk dipukulkan pada lawannya.
4. Pembungkus pakaian Dahulu, permukaan sarung yang luas digunakan sebagian orang membungkus pakaian saat bepergian. Kini, masihkah Anda melihatnya?
5. Alas darurat Terkadang, sebagian orang menggunakan sarung sebagai alas duduknya kala tak menemukan alas lainnya. Anda pernah melakukannya?
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
43 hari lalu
Ramadan, Komunitas di Yogyakarta Edukasi Pecinta Fashion Rintis Karya Pemikat Wisatawan
Komunitas Indonesia Fashion Chamber (IFC) Yogyakarta meyakini, besarnya pasar wisatawan di Yogyakarta menjadi anugerah tersendiri untuk terus menghidupkan ekonomi kreatif di Kota Gudeg.