Bakal calon wakil gubernur DKI yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sandiaga Uno (kanan) jalan bersama Rektor UMJ Syaiful Bakhri saat mengisi kuliah umum di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat, Tangerang Selatan, 11 Oktober 2016. M Iqbal Ichsan/TEMPO
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang debat pemilihan kepala daerah DKI, pagi ini matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya. Langit Jakarta tampak kelabu. Angin sepoi-sepoi berembus di antara kemacetan Ibu Kota. Pukul 06.30, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, bersiap berlari menuju Gelora Bung Karno di Senayan.
Sandiaga Uno mengenakan kaus biru, topi, dan kacamata khusus untuk lari yang sering ia gunakan saat berolahraga. Sandiaga berlari perlahan dari rumahnya di bilangan Senopati, Jakarta Selatan, bersama teman-teman Tidar (organisasi sayap muda Gerindra).
Udara sejuk Jakarta pagi ini tidak menghalangi Sandiaga untuk berolahraga. Ia berlari menyusuri Jalan Sudirman, sesekali menyapa para pejalan kaki di sana. Sandiaga berlari dengan kecepatan sedang dan konstan. "Pagi," kata Sandiaga menyapa warga yang sedang menunggu kendaraan umum di trotoar.
Sesekali orang-orang menoleh ke arah Sandiaga. Ada yang hanya melirik, ada juga yang menyapanya. Sandiaga merespons mereka dengan senyuman dan melambaikan tangan kanannya, sambil terus berlari.
Keringat bercucuran membasahi tubuhnya. Kaus biru Sandiaga berubah warna menjadi lebih gelap. Rintik hujan juga mulai membasahi aspal Jalan Sudirman. Sandiaga bersama rombongan tetap berlari menuju lapangan basket ABC. Rencananya, ia akan bermain basket di sana.
Sesampainya di lapangan basket, hujan semakin deras. Dia bersama teman-temannya berteduh di bilik-bilik lapangan. Sandiaga pun bersenda gurau menunggu hujan yang tak kunjung reda.
Bermain basket pun tertunda karena rintik hujan. Sandiaga bergegas menuju Indonesia Sport Medical Center yang tidak jauh dari sana. Ia kembali berlari di bawah rintik hujan yang mereda.
Di sana dia melakukan peregangan di bawah bimbingan pelatih Ihsano bersama dokter Andi. Dia berlatih mengangkat beban seberat 20 kilogram. Hal pertama yang Sandiaga lakukan ialah latihan pada bagian dada. Otot-otot tangannya mengencang saat menarik beban tersebut.
Setelah itu, dia melakukan plank, yakni posisi tengkurap menahan tubuh dengan kedua siku dan juga otot perut. Menurut pelatihnya, kegunaan plank adalah mengencangkan otot-otot besar agar peredaran darah lancar ke otak. "Biar emosi terkontrol," ujar Sandiaga.
Sandiaga juga melakukan head stand, yakni bagian kepala berada di bawah, sementara kakinya di atas. Dia melakukan posisi ini selama dua menit. "Kepala jadi kaki, kaki jadi kepala, kayak kampanye ini sampe mecahin celengan," tutur Sandiaga, yang disambut gelak tawa orang-orang di sekitarnya.
Setelah berolahraga, Sandiaga bersiap kembali ke rumahnya. Ia akan melakukan pertemuan internal dengan dewan pakar di bilangan Kebayoran Baru. "Saya mau salat Jumat di dekat rumah mama. Saya mau berangkat dari rumah mama, tapi mau jemput Pak Boy dulu," kata Sandiaga.