Garam, Biang Keladi Munculnya Berbagai Penyakit. Betulkah?.

Reporter

Editor

Susandijani

Minggu, 29 Januari 2017 10:47 WIB

Garam. ngs.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta -Garam seperti pisau bermata dua. Di dapur, kandungan natrium klorida (NaCL) ini dipuja sebagai bumbu masak andalan. Saking pentingnya peran garam sampai ada istilah ‘seperti sayur tanpa garam’ untuk menggambarkan kondisi yang kurang memuaskan.

Kendati demikian, garam justru menjadi bulan-bulanan di dunia kesehatan. Bumbu dapur ini menjadi kambing hitam atas berbagai keluhan penyakit, terutama hipertensi. Ini merupakan jenis penyakit yang jamak diderita masyarakat ketika terjadi gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas normal hingga 140/90 mmHg. Jika dibiarkan hipertensi bisa meningkatkan risiko stroke, gagal ginjal, dan gagal jantung.

Baca juga: Ingin Lepas dari Rokok? Ini Rahasianya

Kendati bisa memicu hipertensi, bukan berarti garam harus dihindari sama sekali. Garam juga memiliki banyak fungsi, mulai dari mencegah kram yang bisa berakibat fatal bagi jantung, hingga osteoporosis akibat kekurangan mineral yang terkandung dalam garam.

Para atlet juga sering mengkonsumsi garam untuk mencegah kram. Sementara itu, pada ibu hamil kekurangan garam bisa menyebabkan janin mengalami kekurangan hormon tiloid yang berguna untuk metabolisme tubuh dan perkembangan otak.

Ahli gizi dari RS Pusat Pertamina Indah Titi Sekar Indah menegaskan jika diikonsumsi secara secara proporsional garam sebenarnya bermanfaat untuk tubuh. Idealnya, konsumsi garam adalah 3.000 miligram NaCl atau setara dengan setengah sendok per harii.

Namun, mungkinkah mengkonsumsi garam dalam jumlah ideal tersebut? Hal tersebut menjadi sulit karena hampir semua makanan saat ini telah mengandung garam. Dengan demikian, rasanya sulit untuk mengetahui berapa jumlah garamyang dudah dikonsumsi. Lantas bagaimana cara diet garam yang baik?

“Bisa mulai dengan tidak menyediakan garam di atas meja makan dan diberlakukan di seluruh rumah,” ujarnya.

Titi menuturkan ketersediaan garam di atas meja biasanya memicu kita untuk menambahkan garam di makanan yang kita makan. Kebiasaan lain yang harus dihindari adalah mengkonsumsi ikan asin, saus, serta berbagai makanan ringan.

BISNIS

Baca juga:
Lima Kunci Agar Perut Tak Buncit
Hati-hati, Makanan di Sekitar Anda Bisa Memicu Osteoporosis!





Advertising
Advertising

Berita terkait

Kondisi Perdana Menteri Slovakia Stabil, tapi Masih Kritis

1 hari lalu

Kondisi Perdana Menteri Slovakia Stabil, tapi Masih Kritis

Kementerian Kesehatan menjelaskan Perdana Menteri Slovakia sudah dipindah ke rumah sakit di Bratislava. Kondisinya stabil.

Baca Selengkapnya

Orang Asia Lebih Rentan Terkena Hipertensi, Ini Faktornya

1 hari lalu

Orang Asia Lebih Rentan Terkena Hipertensi, Ini Faktornya

Orang Asia punya gen yang sensitif dengan garam. Mereka rentan terkena hipertensi dibanding ras lainnya.

Baca Selengkapnya

10 Tips Pencegahan Penyakit Hipertensi, Tak Perlu Habiskan Kuah

1 hari lalu

10 Tips Pencegahan Penyakit Hipertensi, Tak Perlu Habiskan Kuah

Penyakit hipertensi seringkali timbul tanpa adanya gejala. Cegah dengan lakukan 10 kebiasaan ini.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

3 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

5 hari lalu

Palang Merah Buka Rumah Sakit dengan Kapasitas 60 Tempat Tidur di Gaza

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) membuka rumah sakit dengan kapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza selatan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

5 hari lalu

Jokowi Hapus Kelas BPJS Kesehatan, Nilai Iuran belum Ditentukan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menghapus pembagian kelas rawat inap BPJS Kesehatan. Nilai iuran yang baru belum ditentukan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

5 hari lalu

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mempertanyakan alasan pemerintah menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar dalam layanan BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

5 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Berlakukan Kelas Standar BPJS Kesehatan, Muhammadiyah Tanggapi Bagi-bagi Izin Tambang Ala Bahlil

Terpopuler: Jokowi memberlakukan kelas standar untuk rawat inap pasien BPJS Kesehatan, Muhammadiyah tanggapi bagi-bagi izin tambang untuk Orman.

Baca Selengkapnya

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

9 hari lalu

Surabaya Hospital Expo ke-18 Diharapkan Bisa Dukung Industri Alkes di Timur Indonesia

Panitia menargetkan kehadiran 3 ribu pengunjung dalam Surabaya Hospital Expo ke-18 untuk dukung layanan unggulan rumah sakit di Timur Indonesia

Baca Selengkapnya

Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

9 hari lalu

Kasus Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas Dihentikan

Polisi menghentikan kasus hukum ayah di Bekasi berinisial N yang menghantam anak kandungnya berinisial C, 35 tahun dengan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya