TEMPO.CO, Jakarta - Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis untuk melakukan senggama yang memuaskan. Disfungsi ereksi terjadi ketika seorang pria memiliki masalah yang konsisten dan berulang mempertahankan ereksi.
Tanpa pengobatan, disfungsi ereksi dapat membuat hubungan seksual sulit. Masalah ini dilaporkan oleh 1 dari 5 pria dan jumlah itu meningkat sesuai dengan usianya.
Lalu, benarkah disfungsi ereksi sebagai tanda penyakit jantung? Dalam beberapa kasus, disfungsi ereksi dapat menjadi tanda peringatan dari penyakit yang lebih serius.
Sebuah studi menunjukkan disfungsi ereksi adalah prediktor kuat dari serangan jantung, stroke, dan kematian akibat penyakit kardiovaskular. Para peneliti mengatakan semua orang yang didiagnosis disfungsi ereksi harus melakukan evaluasi untuk penyakit kardiovaskular.
Namun, ini tidak berarti setiap orang yang mengalami disfungsi ereksi berisiko penyakit jantung, atau bahwa setiap orang dengan penyakit jantung memiliki disfungsi ereksi, tetapi pasien harus menyadari link atau hubungannya.
Berikut beberapa tips untuk mengurangi risiko disfungsi ereksi: -Berolahraga dan menjaga berat badan yang sehat. -Berhenti merokok. -Hindari alkohol dan penyalahgunaan zat. -Menjaga diabetes di bawah kontrol.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
7 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.