TEMPO.CO, Jakarta - Pria yang mengalami disfungsi ereksi sudah pasti tidak bisa mencapai orgasme. Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis untuk melakukan senggama yang memuaskan.
Ereksi terjadi ketika darah mengisi duaruang yang dikenal sebagai corpora cavernosa. Hal ini menyebabkan penis membesar dan kaku, seperti balon yang diisi dengan udara.
Proses ini dipicu oleh impuls dari otak dan saraf genital. Apa pun yang menghalangi impuls ini atau membatasi aliran darah ke penis dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Salah satu penyebab disfungsi ereksi adalah psikologis. Faktor psikologis menjadi faktor yang paling banyak menjadi penyebab dalam kasus disfungsi ereksi.
Para ahli mengatakan stres, depresi, rendah diri, dan kecemasan kinerja dapat menjadi arus pendek proses yang mengarah ke ereksi. Faktor ini juga dapat membuat masalah lebih buruk pada pria yang mengalami disfungsi ereksi dari sesuatu yang bersifat fisik.
Jika Anda mengalami hal ini, pengobatan psikoterapi dapat menjadi pilihan. Seorang terapis dapat mengajarkan Anda dan pasangannya untuk mengurangi kecemasan kinerja dan meningkatkan keintiman. Terapi juga dapat membantu pasangan menyesuaikan diri dengan penggunaan perangkat vakum dan implan.
Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
8 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.