TEMPO.CO, Boston - Ponsel cerdas akan segera menjadi laboratorium bergerak yang dapat memonitor kepadatan tulang, menghitung tingkatan sel darah merah, dan memprediksi jika akan terjadi sebuah serangan asma. Para ilmuwan tengah merancang ulang teknologi yang telah ada dalam ponsel, seperti akselerometer (pengukur kecepatan), flash kamera, dan mikrofon digunakan sebagai peranti media.
Baca juga: Naik Bus Lebih Sehat Ketimbang Nyupir Sendiri?Ini Kata Pakar
"Jika Anda melihat kemampuan fitur kamera, flash, mikrofon yang semakin baik, sama hebatnya dengan beberapa peranti medis khusus,” ujar Shwetak Patel, Profesor Ilmu dan Teknik Komputer serta Teknik Listrik Universitas Washington dalam pertemuan tahunan American Association for the Advancement of Science (AAAS) pada pekan ini di Boston.
Ponsel cerdas telah berfungsi sebagai pedometer, menghitung kalori, dan mengukur detak jantung. Namun peranti bergerak dan tablet juga bisa menjadi alat untuk mendiagnosis penyakit. "Anda bisa menggunakan mikrofon untuk mendiagnosa asma dan COPD (chronic obstructive pulmonary disorder)," ujar Patel. "Dengan teknologi yang memadai ini, Anda bisa mengelola penyakit kronis di luar klinik dan dengan alat kedokteran non-invasif.
Kamera dan flash pada ponsel juga dapat mendiagnosis gangguan darah, termasuk kekurangan hemoglobin dan zat besi. "Taruh jari Anda di atas flash kamera yang akan menunjukkan hasil tingkat hemoglobin dalam darah," kata Patel. Sebuah aplikasi yang dinamakan HemaApp dipamerkan dalam pertemuan AAAS untuk mengukur hemoglobin tanpa jarum. Para peneliti sedang mencari persetujuan dari Food and Drug Administration AS untuk penggunaan yang lebih luas.
Ponsel cerdas juga dapat digunakan mendiagnosis osteoporosis, gangguan tulang yang biasa diderita orang tua. Pegang sebuah ponsel, nyalakan aplikasi yang tepat di tangan dan tepukan ke siku Anda. "Sensor gambar bergerak di ponsel Anda mengambil resonansi yang dihasilkan," kata Patel. Sejumlah kemajuan di dunia kedokteran dan peranti bergerak dapat memberdayakan pasien untuk lebih baik mengurus perawatannya sendiri.
DAILY TELEGRAPH | FRANCE24 | HOTMA SIREGAR
Baca juga
Di Balik Capeknya Naik Bus, Manfaatnya sampai ke Tulang
5 Lagu Mujarab Ini Ampuh Melipur Lara Patah Hati
Berita terkait
3 Alasan Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri
3 hari lalu
Ini strategi Bethsaida Hospital untuk menarik pasien berobat di dalam negeri
Baca SelengkapnyaUpaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri
6 hari lalu
Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.
Baca Selengkapnya1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata
6 hari lalu
Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.
Baca SelengkapnyaBeri Layanan Kebidanan pada Pemudik, Ikatan Bidan Buka Posko Kesehatan
23 hari lalu
Posko OPOR Bu Bidan didirikan untuk mendekatkan layanan kebidanan kepada pemudik, khususnya akses bagi perempuan, ibu hamil dan menyusui
Baca SelengkapnyaEmpat Dokter dari Barat Jadi Saksi Kekejian Israel di Gaza
44 hari lalu
Empat dokter dari AS, Prancis dan Inggris memberi kesaksian di PBB tentang sistem layanan kesehatan di Gaza yang runtuh dan kekejian Israel.
Baca SelengkapnyaHari Perempuan Internasional, Pentingnya Peran Wanita Bangun Sistem Kesehatan Indonesia
55 hari lalu
Perempuan memainkan peran penting dalam bidang kesehatan. Ada berbagai peranan perempuan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga
Baca SelengkapnyaDikecam Masyarakat, Ini Alasan Para Dokter Korea Selatan Tetap Mogok
1 Maret 2024
Dokter-dokter di Korea Selatan masih melanjutkan aksi mogok, meski masyarakat mengecam dan pemerintah mengancam.
Baca SelengkapnyaGaji Dokter di Korea Selatan Tergolong Tertinggi, Mengapa Masih Mogok?
29 Februari 2024
Ribuan dokter magang di Korea Selatan menolak untuk kembali bekerja meski diancam penangguhan izin medis.
Baca SelengkapnyaHampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?
21 Februari 2024
Di Korea Selatan, dokter umum ternyata diupah rendah, sementara dokter bedah plastik dan dokter kulit dalam praktik swasta dibayar paling tinggi.
Baca SelengkapnyaPemkab Bogor Gelar Temu Inovator 2024, Berharap Bisa Kembangkan Ratusan Desanya
30 Januari 2024
Temu Inovator yang diselenggarakan setiap tahun disebutkan untuk meneruskan pembangunan prioritas di daerah itu.
Baca Selengkapnya