TEMPO.CO, Jakarta -Hari ini, media gempar lagi oleh kasus bunuh diri seorang selebritas. Ironis, karena dua hari sebelumnya, 20 Maret, dunia memperingati hari kebahagiaan Internasional. Apakah yang bersangkutan tidak bahagia? Apakah Anda sudah merasa bahagia? (Baca: Flu Masih Bandel? Coba 5 Jenis Makanan ala Dapur Ini)
Menurut psikolog Maharani Ardi Putri pada dasarnya kebahagiaan adalah proses, "Jadi bukan hasil," kata Maharani pada Selasa, 21 Maret 2017.
Psikolog dari Universitas Indonesia ini menuturkan tak ada kebahagiaan yang menetap. "Dan patokan kebahagiaan bisa berubah tergantung kondisi orang tersebut."
Secara ilmiah, dosen Universitas Pancasila ini mengatakan kebahagiaan sesungguhnya merupakan suatu hasil penilaian terhadap diri dan hidup, yang mengandung emosi positif. (Baca:Menggetarkan Tubuh Manfaatnya dari Tulang sampai Diabetes)
"Seperti kenyamanan dan kegembiraan yang meluap-luap, maupun aktivitas positif yang tidak memenuhi komponen emosi apapun, seperti absorbsi dan keterlibatan," ujarnya.
Untuk itu, tak ada perbedaan spesifik antara kebahagiaan laki-laki dan perempuan.
"Karena patokan kebahagiaan lebih ditentukan dengan bagaimana nilai yang diajarkan oleh keluarga dan bagaimana ia mempersepsi atau menilai kehidupannya," kata Maharani.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
5 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.