Wow, Uji Kualitas Sperma Bisa Lewat Ponsel Pintar

Reporter

Jumat, 24 Maret 2017 12:18 WIB

Ilustrasi smartphone. REUTERS/Pichi Chuang

TEMPO.CO, Miami - Ilmuwan Amerika Serikat menemukan perangkat ponsel pintar keluaran terbaru yang dapat menganalisis kualitas sperma pria. Dengan perangkat ponsel pintar itu seseorang dapat dengan cepat mengetahui apakah menderita infertilitas atau tidak.

Infertilitas atau kemandulan adalah sebuah kondisi yang telah mempengaruhi lebih dari 45 juta pasangan di seluruh dunia. Sekitar 40 persen masalah kesuburan disebabkan kualitas sperma yang buruk.

Baca juga: Ponsel di Saku Celana Bisa Melemahkan Sperma

Penemuan teknologi yang dijelaskan dalam jurnal Science Translational Medicine itu bertujuan agar pengujian kualitas sperma oleh seorang pria bisa lebih mudah dan murah.

"Ini solusi untuk membuat pengujian infertilitas pria yang cukup sederhana dan terjangkau," kata pemimpin penelitian itu, Hadi Shafiee, seorang dokter di Rumah Sakit Wanita Brigham.

Dengan adanya perangkat yang berbentuk cip dalam ponsel pintar, para pria tidak perlu lagi menguji sperma di rumah sakit, yang kerap menyebabkan stres, malu, pesimistis, dan kekecewaan.

Baca juga: Ilmuwan Bikin Embrio Buatan tanpa Memakai Telur atau Sperma

Dalam proses kerjanya para pria hanya perlu mengambil sedikit sampel spermanya kemudian diletakkan di wadah yang terhubung ke ponsel pintar. Dalam kurun kurang dari lima detik akan mendapatkan hasilnya.

Peneliti telah menguji perangkat ponsel pintar itu dengan menggunakan 350 spesimen sperma di Massachusetts General Hospital Fertility Centre. Perangkat berbasis ponsel pintar mendeteksi sampel air mani normal berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia pada konsentrasi sperma dan motilitas dengan akurasi 98 persen.

Namun untuk sementara perangkat tersebut masih dalam pengembangan sehingga belum dapat dilempar ke pasar.

"Perangkat ini belum tersedia untuk publik dan masih dalam tahap prototipe," ujar Shafiee, seperti yang dilansir dari The Star pada 24 Maret 2017.

Peneliti berencana untuk melakukan tes tambahan sebelum mendapat persetujuan unit Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat atau FDA.

THE STAR | YON DEMA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya