TEMPO.CO, Jakarta -Syaraf terjepit bisa dialami siapa saja. Tidak terbatas usia, bahkan jenis kelamin. Mereka yang masih berada dalam usia produktif pun bisa saja terkena gangguan penyakit yang tidak mematikan, namun cukup membuat kemampuan beraktivitas menurun.(Baca:Netizen Kritik Nagita Slavina Lebih Peduli Lingerie daripada Anak)
Dokter spesialis ortopedi di RSPI Puri, Muki Partono, mengungkap, bahwa penyebab timbulnya gangguan penyakit syaraf terjepit lebih banyak disebabkan gerakan tubuh yang salah dan tiba-tiba. "Gerakan membungkuk tiba-tiba dan dengan tarikan beban paling banyak menyebabkan syaraf terjepit," bilang dokter Muki Partono.
Misalnya, gerakan mengambil benda yang terjatuh di kolong setir mobil atau kolong meja kerja. Gerakan membungkuk lalu mengangkat sesuatu yang berat pun bisa menjadi penyebab. Misal, mengangkat kotak kardus berat atau tumpukan buku di lantai.(Baca:Trik Bugar Meski Flu dan Pilek Menyerang)
Namun, menghindari melakukan gerakan yang sangat sering kita temukan dalam keseharian cukup sulit dilakukan. Faktor kebiasaan dan menganggap sepele akibatnya menjadi penyebab.
"Langkah paling baik yang bisa dilakukan, adalah untuk tidak terburu-buru melakukan gerakan tiba-tiba semacam itu. Kita bisa fokus dulu melihat keadaan, lalu berlutut atau berjongkok untuk melakukan apa yang kita butuhkan," terang dokter Muki Partono.
TABLOIDBINTANG.COM
Baca Juga:
Vitamin C Tingkatkan Risiko Batu Ginjal pada Pria?
Kesuksesan Inul Berkat Peran Suami, Simak Analisis Pakar
Berita terkait
Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT
7 jam lalu
Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.
Baca SelengkapnyaNetizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam
2 hari lalu
Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar
5 hari lalu
KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.
Baca SelengkapnyaKonimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda
5 hari lalu
PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaAliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik
6 hari lalu
Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaSejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
6 hari lalu
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.
Baca Selengkapnya5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes
7 hari lalu
Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.
Baca SelengkapnyaPenelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi
7 hari lalu
Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang
Baca SelengkapnyaJokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?
8 hari lalu
Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?
Baca SelengkapnyaBantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker
8 hari lalu
Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.
Baca Selengkapnya