Tergolong Langka, Gejala Hipertensi Paru Mirip Penyakit Jantung

Reporter

Jumat, 5 Mei 2017 18:00 WIB

Ilustrasi. drpinna.com

TEMPO.CO, Jakarta - Mungkin tak banyak yang tahu apa itu hipertensi pulmonal (pulmonary hypertension)atau hipertensi paru. Pakar Hipertensi Paru yang juga Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Bambang Budi Siswanto mengatakan hipertensi paru merupakan suatu keadaan dimana terjadi peninggian tekanan di pembuluh darah paru, baik di arteri maupun vena paru.

Penyebab hipertensi paru sangat beragam. Namun, menurut Bambang, terdapat 5 klasifikasi klinis hipertensi paru dan terbagi lagi atas berbagai sebab. "Antara lain penyakit jantung bawaan, penyakit jantung kiri, penyakit jantung paru, penggumpalan darah di pembuluh paru, penyakit jaringan ikat, lupus dan sebagainya, masih banyak lagi," kata Bambang di Jakarta, Kamis, 4 Mei 2017.

Baca: Waspadai Hipertensi Paru, Lebih Mematikan dari Kanker Payudara

Penyakit hipertensi paru dianggap langka karena cara mendiagnosanya sulit dan keluhannya tidak khas, mirip dengan keluhan penyakit paru atau penyakit jantung. "Diperlukan pemeriksaan yang lebih lengkap agar dapat ditangani dengan cepat dan tepat," katanya.

Hipertensi paru, jika diketahui sejak awal dapat diobati dengan obat-obat yang tersedia seperti golongan Ambrisentan, Bosentan, Tadalafil, Beraprost, Riociguat[5] dan juga Sildenafil / Inhibitor Phosphodiesterase Type 5 (PDE5) yang telah disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) beberapa waktu lalu sebagai obat hipertensi paru.

"Namun, dalam stadium lanjut pasien mungkin tetap akan mengalami sesak napas terus dan hipertensinya menetap tidak mau turun bahkan progresif, sehingga akhirnya terjadi gagal jantung kanan,” ujar Bambang.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan, gejala umum orang yang menderita hipertensi paru seperti mengalami susah bernapas, cepat lelah, pusing (perasaan ingin pingsan), jantung berdebar, rasa begah pada perut kanan, tekanan atau rasa sakit di area dada dan kaki menjadi bengkak.

Hipertensi paru merupakan penyakit kronis yang memerlukan perubahan atau penyesuaian gaya hidup dari pasien dan pengobatan sesegera mungkin setelah diagnosa, karena bila tidak maka bisa menyebabkan gagal jantung kanan.

Selain itu, pasien yang terdiagnosa hipertensi paru memerlukan pengobatan dalam jangka waktu yang lama bahkan seumur hidup. Meskipun hipertensi paru cenderung tidak dapat disembuhkan, pengobatan yang tersedia dapat membantu mengurangi gejala dan mengingkatkan kualitas hidup.

Pengurus Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI), Dhian Deliani mengatakan, berdasarkan data dari Yayasan Hipertensi Paru Indonesia (YHPI), prevalensi hipertensi paru di dunia adalah 5-10 pasien per 100.000 penduduk, dengan kata lain seharusnya ada sekitar 12.500-25.000 pasien hipertensi paru di Indonesia, sangat jauh dengan realita yang terdata di YHPI, yaitu sekitar 120 pasien aktif dari seluruh Indonesia.

Angka prevalensi di Indonesia bisa jauh lebih tinggi dan bisa mencapai lebih dari 30 ribu, bila mengingat di Indonesia kasus Penyakit Paru Kronis (PPOK) dan Penyakit Jantung Bawaan (PJB) yang tidak terdiagnosis atau dioperasi saat bayi atau anak-anak sangat tinggi dan jauh diatas negara lain. Kedua kondisi ini dapat menyebabkan kemungkinan hipertensi paru.

Selain karena gejalanya tidak khas, banyak pasien Hipertensi Paru yang tidak terdiagnosis, disebabkan masih minimnya alat diagnosis echocardiography di Indonesia serta pengenalan Hipertensi Paru di kalangan awam maupun professional medis.

Lebih lanjut Dhian mengatakan ketersediaan jenis obat hipertensi paru di Indonesia yang masih minim juga menjadi salah satu kendala. Dari 14 jenis obat yang ada di dunia, hanya 4 yang tersedia di Indonesia dan dan hanya satu yang ditanggung BPJS.

"Kami berharap Pemerintah dapat lebih memperhatikan pasien-pasien penyakit langka ini dan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) bisa turut mengakomodir kebutuhan pasien akan obat ini, terutama obat golongan Sildenafil yang belum masuk ke dalam daftar formularium nasional yang bisa ditanggung oleh BPJS," ujar Dhian.

BISNIS

Berita terkait

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

18 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

5 Maret 2024

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat

30 September 2023

Heru Budi Tutup Puskesmas Kelurahan Jati II: Dialihfungsikan Jadi Upaya Kesehatan Masyarakat

Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi memutuskan menutup Puskesmas Kelurahan Jati II di Pulogadung. Apa Alasannya?

Baca Selengkapnya

Polusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri

26 Agustus 2023

Polusi Udara, Mayoritas Warga Jakarta Ternyata Masih Abai Proteksi Diri

Indikasi polusi udara dan himbauan itu ternyata belum membuat warga Jakarta mengubah kebiasaan untuk mengutamakan proteksi diri.

Baca Selengkapnya

Dampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi

7 Agustus 2023

Dampak El Nino pada Kesehatan Masyarakat Harus Diantisipasi

Kewaspadaan terhadap potensi munculnya penyakit yang dipicu dampak El Nino harus diantisipasi dengan tepat dan segera.

Baca Selengkapnya

Energi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya

25 Juli 2023

Energi Bersih Cegah 180 Ribu Kematian di Indonesia, Begini Penjelasannya

Apa yang dimaksud energi bersih, benarkah bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa manusia?

Baca Selengkapnya

Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Keperawatan UI Raih Akreditasi Internasional AHPGS

11 April 2023

Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Keperawatan UI Raih Akreditasi Internasional AHPGS

tiga program studi FKM dan satu program FIK Universitas Indonesia (UI) meraih akreditasi internasional dari AHPGS.

Baca Selengkapnya

CISDI Soal RKUHP yang Baru Disahkan: Relawan Kesehatan Seksual Rentan Alami Kriminalisasi

7 Desember 2022

CISDI Soal RKUHP yang Baru Disahkan: Relawan Kesehatan Seksual Rentan Alami Kriminalisasi

CISDI menyebut RKUHP yang baru disahkan kemarin luput mempertimbangkan perspektif kesehatan masyarakat dalam proses pembahasannya.

Baca Selengkapnya

Dr. Pandu Riono: Rumah Sehat Mengubah Cara Berpikir Masyarakat

9 Agustus 2022

Dr. Pandu Riono: Rumah Sehat Mengubah Cara Berpikir Masyarakat

Penjenamaan rumah sehat akan memfungsikan ilmu kedokteran tentang pencegahan penyakit. Layanan digital terintegrasi SATU SEHAT menjadi langkah mengoptimalkan pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Rancangan Peraturan Pelabelan BPA untuk Lindungi Masyarakat

28 Juli 2022

Rancangan Peraturan Pelabelan BPA untuk Lindungi Masyarakat

Rancangan peraturan pelabelan BPA sama sekali tidak melarang penggunaan kemasan galon polikarbonat

Baca Selengkapnya