Polusi dalam Rumah Tak Kalah Bahaya dari Pencemaran Luar Ruang
Editor
Tulus widjanarko
Selasa, 25 Juli 2017 16:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Semua sudah tahu seberapa bahaya polusi udara luar ruang. Di Amerika Serikat hal menyebabkan 200 ribu kasus kematian dan sekitar 40 kasus di Inggris dalam setahun. Namun, para ahli memberi peringatan bahwa bahaya polusi juga bisa terjadi di dalam ruangan. Kompor gas dan cairan pembersih yang digunakan sehari-hari, misalnya, dapat meningkatkan risiko asma.
Penemuan baru yang dipublikasikan dalam sebuah studi dari Puressentiel–firma (penjual) pengharum ruangan mengungkapkan bahwa jamur di area rumah yang lembap, nitrogen dioksida yang terbentuk akibat penggunaan kompor gas. dan berbagai cairan pembersih lantai dapat memicu asma.
Di sisi lain, Profesor Tim Sharpe, peneliti dari Mackintosh Environmental Architecture Research Unit yang tidak memiliki hubungan dengan firma Puressentiel juga memperingati agar tidak menutup mata pada polusi di dalam rumah. Apalagi mengingat kebanyakan kita menghabiskan waktu hingga 90 persen di rumah.
“Rumah-rumah modern saat ini tidak memiliki cukup oksigen di dalamnya (kedap udara) sehingga polusi dan zat-zat berbahaya tidak dapat dikeluarkan, hal tersebut dapat mengganggu kesehatan,” jelas Sharpe.
Pemanas ruangan, kompor gas, binatang peliharaan, perapian dan cairan pembersih merupakan beberapa faktor yang dapat menurunkan kualitas udara di dalam ruang. Studi tersebut menemukan, setidaknya 46 persen rumah lembap sehingga jamur dapat berkembang biak dengan signifikan.
Kutu binatang peliharaan atau tungau yang terdapat pada perabot rumah tangga dapat menyebabkan seseorang sulit bernapas dan berujung pada asma. Suhu yang panas, lembap dan kurangnya ventilasi menyebabkan bakteri dan virus dapat berkembang biak dan menyebar dengan sangat mudah.
Tahun lalu, British Royal College of Physicians mengeluarkan peringatan: “Kita harus meningkatkan kesadaran mengenai bahaya polusi dalam ruang. Kualitas udara yang buruk di rumah, di sekolah dan tempat kerja berdampak pada kesehatan.”
Profesor Louis-Jean Couderc, spesialis pernapasan di Foch Hospital, Paris mengungkapkan hal serupa. “Agen yang dapat menginfeksi dengan sangat mudah merupakan penyebab utama asma. Faktor lingkungan dan alergi menjadikan hal tersebut jauh lebih parah. Ketiga mekanisme tersebut saling memperparah satu sama lain," kata dia.
Couderc menyarakan langkah pertama untuk menanggulangi masalah alergi pernapasan adalah dengan meningkatkan kualitas udara di dalam ruang
General Medicine, Perancis juga menyimpulkan hal yang sama. “Virus yang menyerang saluran pernapasan memainkan peran penting dalam memicu asma. Meningkatkan kualitas udara dalam ruangan merupakan langkah tepat untuk mengatasi alergi yang menyerang saluran pernapasan,” tulis General Medicine.
Sebelumnya, banyak sekali orang yang gemar membakar minyak aromaterapi dan percaya bahwa aromanya dapat melindungi mereka dari penyakit. Namun, saat ini, kita mengetahui bahwa aromaterapi tersebut memengaruhi kesehatan.
Molekul dalam minyak aromaterapi akan mengaktifkan sel penerima dalam hidung yang kemudian mengirim sinyal pada otak dan memicu perilisan neuro-messenger yang berkaitan dengan respon imun (kekebalan tubuh) dan sistem lain.
DAILY MAIL UK | ESKANISA RAMADIANI