Alpukat Kaya Manfaat, Benarkah Dapat Meningkatkan Fungsi Otak?

Reporter

Selasa, 8 Agustus 2017 11:39 WIB

Mahasiswa Unsoed Ciptakan Biodiesel dari Biji AlpukatMemanfaatkan biji alpukat untuk kebutuhan energi di masa depan.Foto Ilustrasi(Komunika Online)

TEMPO.CO, Jakarta - Ingin memaksimalkan kerja otak? Jawabannya mungkin ada di dalam piring Anda. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Aging Neuroscience baru-baru ini mengemukakan bahwa lansia yang mengonsumsi lebih banyak lutein -yang banyak terkandung dalam buah alpukat-menunjukkan respon otak yang serupa dengan mereka yang berusia lebih muda.

Baca: Jika Si Kecil Kekurangan Nutrisi di Masa Pertumbuhannya

Sebanyak 60 orang berusia 25 hingga 45 tahun direkrut oleh para peneliti untuk diukur kadar lutein di tubuhnya. Lutein merupakan nutrisi yang ditemukan dalam buah dan sayur berwarna hijau. Selain alpukat, lutein juga ditemukan di bayam, kale, dan telur. Aktivitas otak dan respon neuron mereka saat mengerjakan sebuah tugas berat, juga ikut dipantau.

Hasil temuannya?
“Lansia yang memiliki lutein lebih banyak di dalam tubuhnya menunjukkan respon saraf yang sama dengan partisipan berusia lebih muda yang kadar lutein dalam tubuhnya lebih rendah,” jelas Anne Walk, Ph.D., dari tim peneliti.

Tampaknya, lutein memegang peranan penting dalam kerja otak. Mereka yang memiliki lutein lebih tinggi di dalam tubuhnya mampu untuk menyerap banyak informasi sehingga dapat menyelesaikan tugasnya dengan maksimal.

Studi tersebut tidak merinci bagaimana nutrisi (lutein) dapat membantu, namun studi yang dilakukan sebelumnya mampu menunjukkan bahwa lutein memiliki sifat anti-inflamasi, yang dapat meningkatka fungsi otak.

Dua catatan penting adalah studi tersebut tidak dapat menunjukkan sebab dan akibat. Dengan kata lain kita tidak yakin apakah kadar lutein memegang peranan penting untuk meningkatkan kerja otak atau tidak. Dan yang kedua, studi tersebut didanai oleh Haas Avocado Board – produsen alpukat, yang tentu saja merupakan sumber lutein cukup besar.

Meski demikian, studi tersebut telah ditinjau dan hasilnya cukup menarik. Namun, sebelum menarik kesimpulan, penelitian lebih lanjut sangat dibutuhkan. Saat ini tim peneliti tengah melakukan percobaan untuk melihat apakah peningkatan jumlah lutein pada orang yang sedang diet dapat meningkatkan kinerja kognitif atau tidak.

MEN’S HEALTH | ESKANISA RAMADIANI

Berita terkait

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

31 Agustus 2017

Bukan Dagingnya, Ini Bagian Tersehat dari Buah Alpukat  

Alpukat dikenal kaya dengan kandungan lemak baik dan potasium, mineral yang ampuh menjaga tekanan darah dan mencegah stroke.

Baca Selengkapnya

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

8 Agustus 2017

Jangan Buang Makanan, Intip 10 Faktanya

Makanan yang saat ini terbuang di Eropa misalnya, dapat memberi makan 200 juta orang.

Baca Selengkapnya

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

1 Agustus 2017

Superfood Itu Hoax, Tak Ada Makanan yang Komplet Gizinya

Ahli kesehatan menegaskan tidak ada satu pun makanan yang mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

Baca Selengkapnya

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

3 Juni 2017

BPOM: Makanan Mengandung Zat Berbahaya Menurun secara Nasional

Ketua BPOM Penny Kusumastuti Lukito memaparkan adanya penurunan jumlah makanan yang tidak memenuhi ketentuan dari BPOM secara nasional.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

21 April 2017

Indonesia dan Thailand Kerja Sama Teknologi Pascapanen untuk Buah  

Indonesia dan Thailand bekerja sama mengembangkan teknologi pascapanen untuk buah-buahan.

Baca Selengkapnya

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

2 Maret 2017

Cabai Impor Asal Cina dan India Aman Dikonsumsi

Disperindag Provinsi Jawa Timur bersama dengan BBPOM Surabaya telah melakukan investigasi atas cabai impor asal Cina dan India.

Baca Selengkapnya

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

1 Februari 2017

Awasi Peredaran Makanan, DKI Rilis Laboratorium Keliling  

Dengan begitu, kata Sumarsono, pemerintah dapat mendeteksi makanan yang mengandung racun dan bahan berbahaya.

Baca Selengkapnya

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

12 Desember 2016

Kacang-Kacangan Ini Mampu Jadi Pengganti Daging

"Makanan kaya protein berbasis kacang-kacangan mengandung serat lebih banyak daripada daging babi dan sapi"

Baca Selengkapnya

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

18 November 2016

Peneliti Menyimpan Ragi Bir yang Sempurna

Belgia terkenal memiliki ratusan bir berbeda tetapi tidak sebanding dengan ragi yang digunakan untuk membuatnya, sekitar 30.000 disimpan di es

Baca Selengkapnya

Kandungan Gizi pada Ubi Ungu Ungguli Beras  

5 September 2016

Kandungan Gizi pada Ubi Ungu Ungguli Beras  

Guru besar gizi masyarakat dari IPB, Prof Ali Khomsan, mengatakan ubi ungu memiliki peluang besar untuk dikembangkan sebagai bahan makanan pokok.

Baca Selengkapnya