TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti menemukan bahwa orang yang mengalami permasalahan penglihatan jarak jauh, dua hingga tiga kali berisiko mengalami penurunan kemampuan kognitif, seperti demensia. Hal itu berdasarkan data dua studi, yaitu National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) dan National Health and Aging Trends Study.

Studi ini menguji kemampuan penglihatan dan permasalahan kesehatan lainnya yang dihubungkan dengan kemampuan kognitif dan demensia. Penelitian ini melibatkan partisipan berumur 60 tahun ke atas, dan hasilnya seperempat dari partisipan mengalami demensia.

Partisipan mengalami penglihatan jarak jauh yang memburuk dengan jarak pandang 20/40, yang dibarengi dengan gejala penurunan kemampuan kognitif (demensia) tiga kali lebih tinggi.

Adapun penglihatan normal 20/20 yang berarti mata normal dapat melihat objek pada kejauhan 20 kaki. Sementara, untuk kondisi penglihatan untuk jarak dekat tidak memiliki hubungan dengan penurunan kemampuan kognitif.

Dalam jurnal JAMA Ophthalmology, Ketua Ophathalmology VA Palo Alto Health Care System Stanford University School of Medicine California, Suzann Pershing, mengatakan interaksi antara neurosensory (penglihatan dan pendengaran) dan kemampuan kognitif sebenarnya belum bisa diketahui secara pasti.

"Masuk akal jika penurunan kemampuan penglihatan akan berujung pada penurunan kemampuan kognitif. Begitu juga pada penurunan kemampuan kognitif yang parah bisa mengakibatkan gangguan penglihatan fungsional, biarpun mata sehat secara struktural," tuturnya.

Pershing menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara reguler bagi orang yang mulai menginjak usia tua, meski hal itu tak cukup. Namun, penelitian ini bisa menjadi pengingat bagi semua orang untuk lebih memperhatikan kesehatan mata.

Waspadalah terhadap potensi penurunan penglihatan pada anggota keluarga yang sudah mengalami demensia. Kendati demikian, beberapa penyakit mata yang sering dialami oleh orang lanjut usia memang mudah diobati dengan operasi yang terbilang aman dan efektif.

BISNIS.COM