Kenapa Para Lajang Merasa Lebih Bahagia?

Reporter

Jumat, 8 September 2017 09:29 WIB

Ilustrasi pria dan rambut. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta -HASIL survei pengukuran tingkat kebahagiaan yang dirilis Badan Pusat Statistik pada pertengahan Agustus lalu ramai diperbincangkan. Survei itu menemukan responden lajang lebih bahagia dibanding mereka yang sudah menikah. Lantas, apakah sebaiknya seseorang hidup melajang? Tidak sesederhana itu.


Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menjelaskan, indeks kebahagiaan dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu kepuasan hidup, yang antara lain diukur dari kesehatan, pendapatan, dan pendidikan; perasaan (senang, gembira, tidak tertekan); serta makna hidup (pengembangan diri, tujuan hidup, dan kemandirian).


Dimensi kepuasan hidup dibagi lagi menjadi dua subdimensi, yaitu kepuasan hidup personal dan sosial.


Kepuasan hidup para lajang, menurut Suhariyanto, sangat tinggi secara personal. Mereka pun memiliki makna hidup yang lebih tinggi lantaran leluasa mengembangkan diri, lebih mandiri, dan memiliki tujuan hidup.


Namun para lajang tertinggal dalam subdimensi kepuasan hidup sosial yang diukur berdasarkan parameter keharmonisan keluarga, hubungan sosial, dan kondisi keamanan. “Mereka yang sudah menikah memiliki hubungan keluarga yang lebih harmonis serta hubungan sosial yang lebih tinggi,” katanya kepada Tempo, 4/9..


Advertising
Advertising

Psikolog keluarga Irma Gustiana menyatakan mereka yang belum menikah memiliki kebebasan lebih besar dibanding mereka yang sudah menikah. Ia melihat inilah yang membuat orang yang lajang memiliki kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan yang sudah menikah.


Sebaliknya, mereka yang sudah menikah harus memikirkan perasaan pasangannya dan tak boleh egois. “Kalau masih single, bisa mikirin diri sendiri, tak harus berbagi rasa dengan orang lain,” ucapnya.


Dia mengimbuhkan, orang yang belum menikah cenderung memiliki tanggung jawab yang rendah. Sedangkan mereka yang menikah memiliki tanggung jawab lebih besar secara relasi, finansial, dan spiritual.


Kalau begitu, apakah melajang lebih baik ketimbang menikah? Irma mengatakan hal tersebut bukan saran yang tepat. Alasannya, menikah adalah salah satu cara untuk melestarikan manusia di muka bumi, sarana beribadah, dan upaya menjaga diri dari pergaulan bebas.


Supaya orang yang menikah tetap berbahagia, dia menyarankan tiap individu mencari sumber kebahagiaan lain. Misalnya, sumber kebahagiaan yang datang dari keluarga, teman, olahraga, bepergian, atau mempunyai koleksi tertentu. “Jadi, kalau kehilangan satu sumber kebahagiaan, ada sumber lain yang bisa membuatnya terus menjadi bahagia.”


DIKO OKTARA

Berita terkait

Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

18 Oktober 2022

Ketahui Penyakit Genetik, Pentingnya Tahu Riwayat Kesehatan Keluarga

Setengah dari gen anak berasal dari orang tua biologis. Kadang adanya mutasi gen mengindikasi kemungkinan risiko memiliki penyakit genetik. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

1 Juli 2019

Anak Sulit Makan Sayur dan Buah? Ikuti Tips Mudah Ini

Apakah Anda sulit makan buah dan sayur? Lakukan berbagai tips mudah ini agar kebutuhan gizi anak Anda terpenuhi.

Baca Selengkapnya

Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

2 November 2018

Saran Ahli Gizi agar Anak Terhindar dari Stunting

Menurut pakar gizi, pemerintah dan seluruh elemen masyarakat, perlu bekerja sama untuk menurunkan angka stunting.

Baca Selengkapnya

Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

8 Mei 2018

Rumah Sedang Direnovasi, Perhatikan Kesehatan Anak-anak

Rumah yang sedang direnovasi sudah pasti kotor serta penuh debu dan zat kimia berbahaya. Lindungi anak-anak, jangan sampai kesehatan mereka terganggu.

Baca Selengkapnya

Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

4 Maret 2018

Tanda Anak Keracunan Zat Berbahaya di Rumah dan Kiat Mengatasi

Jauhkan bahan-bahan pembersih di rumah yang mengandung zat berbahaya. Kenali tanda anak keracunan zat tersebut.

Baca Selengkapnya

Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

4 Maret 2018

Alasan Anak Tak Boleh Hanya Sarapan Buah dan Sayur

Menurut dokter, anak tidak dianjurkan hanya sarapan buah dan sayur karena tidak mengandung karbohidrat.

Baca Selengkapnya

Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

11 Januari 2018

Anak Juga Butuh Pusat Kebugaran Khusus, Ini Saran Dokter

Semakin banyak saja pusat kebugaran untuk anak dan menurut dokter anak memang butuh banyak beraktivitas.

Baca Selengkapnya

Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

14 Desember 2017

Manfaat Menyusui buat Ibu dan Bayi, Cegah Obesitas sampai Kanker

Manfaat menyusui bagi kesehatan sangat besar, bukan saja untuk bayi tapi juga ibunya.

Baca Selengkapnya

Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

23 November 2017

Anak Lesu dan Pucat, Waspadai Gejala Anemia

Perhatikan anak Anda, bila terlihat pucat, lemas, dan lesu, bisa jadi ia mengalami anemia.

Baca Selengkapnya

Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

26 September 2017

Kecoak dan Bulu Kucing Biang Kerok Asma? Ini Kata Dokter

Kecoa itu alergen, bahan yang menyebabkan serangan asma. Kalau kecoak mati kan berterbangan kulit-kulitnya. Lalu?

Baca Selengkapnya