Tetap Bugar, Yuni Kartika Olahraga Lima Kali Sepekan
Reporter
Editor
Senin, 18 September 2017 11:01 WIB
(dari kiri) Mantan atlet Yuni Kartika, Perwakilan PT Djarum Yan Hariadi, Kabid Pengembangan PB PBSI Basri Yusuf, dan Direktur Djarum Superliga Yoppy Rosimin dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (9/01). TEMPO/Seto Wardhana
TEMPO.CO, Jakarta -Mantan atlet bulu tangkis nasional Yuni Kartika tetap berusaha menjaga kebugaran tubuhnya. Wanita 44 tahun ini mengaku rajin berolahraga. “Saya olahraga lima kali dalam sepekan, atau kalau lagi banyak kerjaan tiga kali minimal,” katanya.
Yuni mengaku rajin berlari di treadmill, mengangkat beban, sit up atau push up. Selain itu, Yuni pun melakukan berbagai gerakan yang menggunakan beban badannya sendiri. “Untuk olahraga terserah, pokoknya setiap hari harus bergerak aktif untuk membantu tubuh tetap bugar,” kata anggota tim Indonesia pada perebutan Piala Uber pada 1994 itu. Baca:5 Cara Mendapatkan Manfaat Maksimal Sayur dan Buah
Selain aktif, Yuni pun mengontrol asupan yang masuk ke tubuhnya. Menurut Yuni, ia menghindari makanan yang mengandung karbohidrat seperti mi dan roti. Ia pun tidak mengkonsumsi minuman yang manis-manis. “Saya terbiasa banyak minum air putih, banyak makan sayur dan protein," ujar finalis Indonesia terbuka tahun 1992 itu.
Setiap pagi, Yuni mengaku terbiasa mengonsumsi susu dan sedikit nasi yang terkadang ditambah daging. Dia pun tidak melupakan sayur dan buah dalam menu sarapanya. Sementara di siang hari, ia akan mengonsumsi menu makanan dengan porsi normal, tentu dengan sayur dan buah yang selalu ada. Lalu di malam hari, Yuni menghindari nasi. “Hanya makan sayur dan lauk saja," ujar Yuni.
Yuni mengatakan selain menjalani gaya hidup sehat, Yuni juga membiasakan diri selalu bersyukur terhadap dengan apa yang diberikan Tuhan.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
2 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.