4. Hati-hati dengan emosi
Saat emosi, biasanya pengguna media sosial tidak berpikir ulang tentang apa yang ditulis atau diunggah. Oleh karena itu, sebaiknya tidak mengunggah medsos saat tengah emosi.
5. Gunakan akal sehat
Enda juga mewanti-wanti agar pengguna media sosial tidak mengumbar informasi pribadi, seperti alamat rumah di akun sosial media mereka.
Apalagi mengunggah KTP, yang sering kali dilakukan oleh remaja untuk memamerkan bahwa mereka sudah dewasa. Namun, hal ini justru dapat dijadikan celah untuk melakukan kejahatan.
Bedakan pula antara fakta dan opini. Konten negatif juga perlu dihindari, seperti SARA. Enda menekankan untuk lebih sensitif dengan identitas orang lain, termasuk latar belakang budaya.
Etika lainnya dalam bermedia sosial yang harus diketahui adalah tidak menjadikan sosial media tempat berkeluh kesah.
"Jangan terlalu banyak mengeluh di sosial media, juga bully-ing, apalagi menjelek-jelekkan secara fisik," kata Enda.
6. Mengerti mengapa orang menciptakan hoax
Jangan mau dimanipulasi untuk menyebarkan informasi tidak benar atau membagikan hoaks, karena bisa saja itu adalah alat politik.
7. Mulai dari diri sendiri
"Semuanya capek mikirin orang, mengajari bijak bermedia sosial. Jadi, mulai dari diri sendiri saja," ujar Enda. Saat menerima informasi, Enda menambahkan, ada baiknya untuk memeriksa informasi tersebut lewat beberapa platform, seperti Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoax di Facebook, situs cek fakta dan turnback hoax.