TEMPO.CO, Jakarta - Bali menawarkan sejumlah layanan kesehatan tradisional untuk wisatawan. Di antara layanan itu adalah spa, akupunktur, dan pijat atau acupressure. Spa tradisional Bali menjadi layanan yang paling diminati, bahkan sudah dikenal di Asia, Australia, Timur Tengah, bahkan sampai ke Hawaii.
Baca: Ragam Spa Indonesia Diakui Terbaik di Inggris
Hal itu diungkapkan Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Kesehatan Pengobatan Tradisional I Gusti Ayu Putri Mahadewi kepada wartawan di Kintamani, Bali, Kamis, 25 April 2019. Menurut dia, spa tradisional Bali sudah dikenal wisatawan, bahkan menjadi terbaik kedua di dunia.
“Para tamu asing yang datang memilih Balinese spa dan meminta ditangani orang Bali sendiri. Saya juga kurang tahu mengapa mereka bisa merasakan perbedaannya,” kata dia.
Mahadewi mengatakan, salah satu yang khas dalam spa tradisional Bali adalah ritual sebelum memulai spa. Awalnya tamu mengikuti prosedur umum spa, lalu memasuki ruang pemeriksaan. Di sana, mereka akan menjalani anamnesis atau pemeriksaan dan ditanya keluhan-keluhan yang dialami. Setelah itu, terapis mengajak tamu untuk memfokuskan pikiran, lalu berdoa. “Pasien dan terapis sama-sama bedoa untuk kesembuhan,” kata dia.
Besarnya minat wisatawan mendorong Pemerintah Provinsi Bali mengembangkan layanan kesehatan tradisional sebagai bagian dari daya tarik wisata. Program ini sebenarnya sudah berlangsung lama, tapi saat ini pemerintah provinsi tengah menyiapkan regulasinya. Semua tenaga kesehatan tradisional akan distandardisasi agar bisa memberikan layanan yang sesuai kebutuhan wisatawan.
Menurut Mahadewi, tujuan pengembangan layanan kesehatan tradisional berbeda dengan layanan kesehatan konvensional. Bisa dikatakan, ini merupakan layanan promotif preventif yang menyasar orang-orang sehat agar bugar atau orang yang sakit ringan dan berusaha mengobati diri sendiri. “Orang Indonesia kalau sakit ada kecenderungan berusaha mengobati diri sendiri dulu, misalnya menggunakan daun-daunan,” kata dia.
Bukan hanya spa, akupunktur, atau pijat acupressure, Bali juga memiliki sentra-sentra spiritual healing dan yoga yang menjadi daya tarik wisatawan. Mereka akan dididik agar memiliki kompetensi. Mereka juga didorong memiliki asosiasi dan izin sebagai pengobat tradisional.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya mengatakan, Bali memiliki sekitar 3.200 pengobat tradisional atau spiritual healing, tapi yang terdaftar baru 10 persen. Setelah ada regulasi nanti, diharapkan mereka semua akan terdaftar dan terstandar sehingga dapat berpraktik di panti-panti sehat.
“Ini salah satu unggulan yang akan disiapkan untuk pariwisata. Jadi, wistawan ke Bali tidak hanya ke pantai tapi juga melakukan pengobatan tradisional,” kata Suarjaya.
Baca: Ada Layanan Spa khusus Pasien Kanker di Inggris, Ini 5 Pilihannya