Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Reporter

image-gnews
Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Ilustrasi penderita kanker. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur utama Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, Soeko Werdi Nindito, menyebut waktu konsultasi yang terbatas dengan tenaga medis menyebabkan minimnya pengetahuan pasien soal kanker dan tata laksananya. Selain deteksi dini yang sering terlambat, ia menuturkan waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Kanker itu baik diagnosis atau pengobatannya sangat kompleks. Seringkali pasien dengan dokternya punya waktu yang sangat terbatas untuk konsultasi, ditambah jarak pengetahuan pasien tidak sama dengan tenaga kesehatan sehingga seringkali di rumah sakit pasien kanker sudah stres karena penyakitnya, dia juga bingung apa yang bisa dilakukan,” kata Soeko di Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024.

Sebelum benar-benar memahami jenis penyakit yang diderita, pasien segera diarahkan untuk mengambil atau mengikuti berbagai tata laksana kanker di rumah sakit. Hal tersebut membuat pasien merasa lelah secara mental dan kebingungan. Seperti yang terjadi pada pasien kanker payudara misalnya, Soeko menjelaskan kebingungan akhirnya menyebabkan pasien merasa sendirian dan ketakutan untuk memeriksakan anomali yang ada dalam tubuhnya.

“Kalau kita bicara kanker yang paling baik, tingkat kesembuhannya adalah yang ditemukan pada stadium dini. Itu permasalahannya. Jadi selain sistem, ada kemungkinan pengetahuan dari masyarakat kita masih takut atau malu atau tidak mau memeriksakan apabila dalam tubuhnya ada kelainan,” ucap Soeko.

Edukasi pasien kanker
Karena itu, RS Kanker Dharmais berpikir untuk menindaklanjuti permasalahan itu dengan menghadirkan sosok yang dapat menuntun, menemani, dan menambah edukasi pasien kanker. Menurutnya, kehadiran sosok yang dapat dianggap sebagai keluarga oleh pasien di rumah sakit akan lebih mengefesiensikan waktu penanganan kanker. Hal itu kemudian diwujudkan melalui program Navigator Pasien Kanker (NAPAK).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan kehadiran navigator yang saat ini sudah ada 21 orang di Indonesia, Soeko mengatakan pasien akan lebih nyaman menerima edukasi mendalam dan dibimbing untuk tidak kesulitan mengikuti alur pengobatan dan administrasi.

“Jadi dia merasa nyaman karena merasa ada saudaranya di rumah sakit yang bisa menjelaskan itu satu demi satu, tidak hanya terbatas pada sosialisasi diagnosis tata laksananya saja. Kita arahkan ke teman-teman navigasi pasien kanker ini sehingga mereka lebih punya banyak waktu ngobrol penyakitnya seperti apa,” paparnya.

Pilihan Editor: Saran Ahli Gizi agar Pasien Kanker Tak Kekurangan Nutrisi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Jenis Pengobatan untuk Pasien Parkinson

6 jam lalu

Nancy Van Der Stracten, 75 tahun yang menderita penyakit Parkinson, berpose saat akan mulai latihan tinju di sebuah klub tinju di Antalya, Turki, 26 Februari 2021. REUTERS/Umit Bektas
3 Jenis Pengobatan untuk Pasien Parkinson

Ada tiga jenis pengobatan yang dapat digunakan untuk pasien Parkinson, melalui obat-obatan, terapi fisik, dan metode operasi.


Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

18 jam lalu

Pekerja menuang daun teh yang telah dipetik di Perkebunan Teh Pusat Penelitian Teh dan Kina (PPTK) Gambung, Bandung, Jawa Barat, Rabu 14 September 2023.  Pemerintah menargetkan produktivitas kebun teh kembali meningkat menjadi 1 juta ton/hektar pada tahun 2023 dimana jumlah tersebut dianggap ideal agar petani dapat mencapai nilai keekonomian yang tinggi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Perangkat Portabel Buatan BRIN Ini Bisa Deteksi Penyakit Tanaman Teh

Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber BRIN mengembangkan alat deteksi dini penyakit tanaman teh berbasis pembelajaran mesin.


Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

1 hari lalu

Raja Charles dan Ratu Camilla dari Inggris tiba untuk kebaktian gereja di gereja St. Mary Magdalene di perkebunan Sandringham di Inggris timur, Inggris, 18 Februari 2024. Raja mengurangi penampilan publik untuk fokus dengan perawatan kankernya. REUTERS/Chris Radburn
Pengobatan Kanker Dikabarkan Bikin Raja Charles III Kehilangan Indera Perasa

Raja Charles III dikabarkan mengalami kehilangan indera perasa sebagai efek samping dari pengobatan kanker.


Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

3 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan kampanye edukasi dengan tema 'Udara Bersih Untuk Jakarta', di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pandawa Tanah Tinggi.


Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

3 hari lalu

Jenis kanker yang diidap Raja Charles belum diungkap. Sel kanker itu ditemukan saat Raja menjalani pengobatan pembesaran prostat baru-baru ini. Namun, menurut kabar, kanker yang diderita Raja Charles bukan kanker prostat. REUTERS/Toby Melville
Raja Charles III Ungkap Efek Samping Setelah Pengobatan Kanker

Raja Charles III sempat berbagi pengalaman dengan veteran Angkatan Darat yang menderita kanker


Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

4 hari lalu

Ilustrasi penyakit Lupus. entresemana.mx
Jangan Hentikan Pengobatan Lupus meski Sudah Dapat Remisi

Pakar mengatakan kondisi remisi pada penyakit lupus belum tentu sama dengan berhenti berobat. Berikut penjelasan dokter penyakit dalam.


Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

5 hari lalu

Dosen FMIPA UGM Prof. Edi Suharyadi dikukuhkan menjadi Guru Besar. Foto : UGM
Pengukuhan Edi Suharyadi sebagai Guru Besar FMIPA UGM, Paparkan Hipertermia Magnetik untuk Penyakit Kanker

UGM mengukuhkan Edi Suharyadi sebagai guru besar aktif FMIPA UGM ke-42.Ini profil dan pidato pengukuhannya soal perkembangan riset bidang nanomaterial


Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

6 hari lalu

Bob Marley, saat tampil dalam acara Hammersmith Odeon, London, Inggris pada 1977. Keluarga penyanyi reggae asal Jamaika, Bob Marley meluncurkan produk yang mereka klaim sebagai merek ganja pertama di dunia. Anwar Hussein/Getty Images
Mengenal Melanoma, Penyakit yang Sebabkan Bob Marley Meninggal 43 Tahun Lalu

Musisi Bob Marley meninggal dunia karena penyakit melanoma. Apa itu? Bagaimana cara mencegahnya?


Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

7 hari lalu

Ilustrasi penyakit Lupus. entresemana.mx
Cara Mendeteksi Penyakit Lupus, Perhatikan 5 Gejala pada Tubuh

Lupus merupakan penyakit autoimun yang ditunjukkan dari gejala sakit kulit, demam, sakit sendi, rambut rontok, dan gangguan saraf.


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

13 hari lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel