Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kasus Hepatitis Akut: Dunia 170 Kasus 1 Meninggal, Indonesia 3 Kasus 3 Meninggal

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi Virus Hepatitis. shutterstock.com
Ilustrasi Virus Hepatitis. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus hepatitis akut berat yang masih misterius kini ada di Indonesia. Kementerian Kesehatan mengkonfirmasi tiga kejadian di Jakarta berdasarkan tiga pasien anak rujukan dari rumah sakit di Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Tiga anak tersebut kemudian dirawat di Rumsah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta. Dugaan sementara, tiga pasien anak tersebut mengalami hepatitis akut yang hingga kini belum diketahui penyebabnya. Mereka diketahui sakit dalam kurun waktu yang berbeda dengan rentang dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, World Health Organization telah mempublikasikan penyakit hepatitis akut berat ini sebagai kejadian luar biasa atau KLB. "Jumlah laporan terus bertambah dan tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan oleh lebih dari 12 negara," katanya dalam keterangan etrtulis.

Kementerian kesehatan mengumumkan kasus hepatitis akut berat yang masih menjadi misteri ini sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri atau pada Minggu, 1 Mei 2022. Tiga pasian enak yang mengidap penyakit tersebut meninggal. Sementara dari 170 pasien yang mengalami kondisi serupa di berbagai negara, tercatat satu anak meninggal.

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Tjandra Yoga Aditama mengatakan, karena ini merupakan pengumuman pertama, maka perlu penjelasan yang berlanjut di hari-hari mendatang dalam tiga hal penting. Pertama, kata Tjandra Yoga, perlu menyebutkan apa saja tes dan hasil laboratorium yang dijalani oleh pasien.

"Dalam rilis Kementerian Kesehatan belum menyebutkan bagaimana hasil laboratorium Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, dan Hepatitis E pada tiga kasus ini," kata Tjandra Yoga dalam keterangan tertulis. Data dunia menyebutkan pada kejadian hepatitis yang banyak dibahas ini, uji laboratorium Hepatitis A sampai Hepatitis E menunjukkan hasil negatif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Juga penting untuk menyampaikan bagaimana hasil atau ada tidaknya Adenovirus 41 yang kini banyak diduga sebagai penyebab Hepatitis lintas benua ini," ujar Tjandra Yoga. Kedua, melihat perbandingkan kasus dengan fatalitas yang ada di Indonesia dengan kasus dunia, yakni 170 kasus di negara lain dengan satu pasien meninggal, sementara di Indonesia ada tiga pasien dan ketiganya meninggal, maka, menurut Tjandra Yoga, sebaiknya ada penjelasan lebih rinci tentang perbedaan fatalitas ini.

Ketiga, pemerintah pelu menyampaikan kepada masyarakat tentang hasil pemeriksaan virus-virus lainnya. WHO merekomendasikan pemeriksaan darah, serum, urine, faeses, sampel saluran napas, dan bila memungkinkan adalah hasil biopsi hati. "Semua pemeriksaan ini untuk mengetahui karakteristik virus secara mendalam, termasuk sequencing," ujar Tjandra Yoga Aditama.

Untuk diketahui, hepatitis adalah kondisi peradangan pada organ hati. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus, minum alkohol, penyakit autoimun, keracunan, atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu. Jenis penyakit hepatitis yang sudah diketahui ada Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis E, Hepatitis Alkoholik, dan Hepatitis Autoimun.

Baca juga:
Fakta Hepatitis Akut Misterius yang Perlu Anda Tahu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

9 jam lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?


Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah) didampingi oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Mendagri Tito Karnavian, MenPAN-RB Azwar Anas, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta sekaligus Kasetpres Heru Budi Hartono saat meresmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit Pendidikan sebagai Penyelenggara Utama atau Hospital Based (PPDS RSPPU) di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta, Senin, 6 Mei 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?


WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

2 hari lalu

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono  dalam konferensi pers bertajuk Menuju Eliminasi Lemak Trans di Indonesia pada 6 Mei 2024 di Jakarta/Tempo-Mitra Tarigan
WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

4 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

5 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

5 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

7 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (27/2/2024). ANTARA.
Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.


Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

7 hari lalu

.
Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.


Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

9 hari lalu

UNDP, WHO dan Kemenkes kolaborasi proyek yang didanai oleh Green Climate Fund (GCF) untuk waspadai dampak Perubahan Iklim di bidang Kesehatan/Tempo- Mitra Tarigan
Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.


Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

10 hari lalu

Ilustrasi petugas Bea Cukai. Instagram/Beacukairi
Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.