TEMPO.CO, Jakarta - Dewasa ini terdapat penyakit hepatitis akut yang menyerang anak-anak di banyak negara. Salah satu ciri dari hepatitis akut adalah kulit yang menguning. Namun bayi kuning itu tidak selalu tanda terkena hepatitis.
Mengutip dari Clevelandclinic.com penyakit kuning pada bayi biasanya kulit terlihat kuning saat bayi baru lahir. Hal ini dapat terjadi karena penumpukan bilirubin dalam darah bayi. Atau disebut dengan hiperbilirubinemia.
Bilirubin merupakan zat kuning yang diciptakan oleh tubuh ketika sel darah merah rusak. Bilirubin ini dapat menumpuk karena dapat dibuang oleh hati. Kondisi ini terjadi karena saat hamil, ibu mengeluarkan bilirubin untuk bayi, jika hati bayi tidak berkembang dengan baik, bilirubin akan menumpuk.
Meski dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa pekan, kuning pada bayi ini perlu diperiksakan ke dokter untuk mengetahui tingkat keparahannya. Mayoclinic.org menulis, bayi yang terlihat kuning biasanya akan tetap berada di rumah sakit untuk diperiksa dan dipantau secara medis dalam 8-12 jam.
Tanda Makin Parah
Jika sudah 3-7 hari bayi masih memiliki banyak kadar bilirubin dan ada tanda seperti kulit makin menguning, itu menunjukkan penyakit kuningnya tergolong parah. Atau, bisa saja terjadi komplikasi akibat kelebihan bilirubin.
Tanda lainnya selain kelebihan bilirubin adalah beberapa gangguan kesehatan seperti perdarahan, infeksi pada darah bayi (sepsis), infeksi virus, darah ibu dan bayi tidak cocok, kerusakan hati, atresia bilier, defisiensi enzim, atau kelainan sel darah merah.
Bayi yang terlahir prematur berisiko terkena penyakit kuning juga lebih besar, pasalnya sebelum usia kehamilan 38 minggu hati bayi belum dapat memproses bilirubin. Bayi yang prematur juga akan makan dan buang air lebih sedikit, sehingga bilirubin yang keluar melalui kotoran bayi akan lebih sedikit.
Menurut penelitian, bayi dari keturunan Asia Timur juga berpotensi terkena penyakit kuning lebih tinggi dibandingkan dari wilayah lain.
Baca juga: 5 Jenis Ruam yang Rentan Dialami Bayi
TATA FERLIANA